
Tak Gentar Gertakan Dolar, Emas Tetap Cetar!

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melanjutkan tren positif pada perdagangan pagi ini. Percepatan laju inflasi di Amerika Serikat (AS) tidak membuat sang logam mulia gentar.
Pada Kamis (11/11/2021) pukul 07:34 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.849,84/troy ons. Naik tipis 0,01% dari hari sebelumnya.
Kemarin, harga emas menutup hari di posisi US$ 1.849,57/troy ons, naik 0,99%. Ini membuat harga emas naik selama lima hari beruntun. Dalam lima hari tersebut, kenaikan harga mencapai 4,52%.
Malam tadi waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics mengumumkan data inflasi di Negeri Paman Sam. Pada Oktober 2021, terjadi inflasi 6,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Ini adalah yang tertinggi sejak November 1990.
Data ini langsung membuat mata uang dolar AS bergairah. Pada pukul 07:40 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang dunia) melesat 0,97% ke 94,87.
Ini karena investor semakin yakin bahwa tekanan inflasi yang semakin terasa akan membuat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bakal mulai menaikkan suku bunga acuan tahun depan, setelah pengurangan pembelian aset (tapering) selesai. iming-iming bunga tinggi akan membuat aset-aset berbasis dolar AS menjadi menarik sehingga menjadi primadona di pasar.
Halaman Selanjutnya --> Emas Juga Jadi 'Pelindung' dari Inflasi
Nah, harga emas dan dolar punya hubungan berbanding terbalik. Saat dolar AS berjaya, semestinya emas merana.
Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS terapresiasi, emas jadi lebih mahal buat investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.
Akan tetapi, sepertinya emas tidak takut dengan gertakan dolar AS. Kembali lagi, penyebabnya adalah inflasi.
Dalam situasi inflasi tinggi, berinvestasi di emas menjadi menguntungkan karena sifat alamiahnya sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi. Menyimpan emas akan membantu menopang daya beli ketika inflasi tinggi, karena dalam jangka panjang harga emas pasti naik. Pasokan emas terbatas, hanya segini saja yang dikasih sama Tuhan, makanya harga pasti bakal naik.
"Sekali lagi, data inflasi begitu 'panas'. Emas adalah pelindung inflasi yang terbaik, sehingga kami meyakini data inflasi akan menjadi modal reli harga emas pada pekan dan bulan-bulan mendatang," tegas David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Harga Anjlok 4,5%, Apakah Emas Masih Layak Dikoleksi?