Sikap Investor Kembali Beragam, Harga SBN Terpantau Mixed

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
08 November 2021 18:36
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup bervariasi pada perdagangan Senin (8/11/2021) awal pekan ini, karena investor cenderung bersikap hati-hati sembari menunggu rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pada Rabu (10/11/2021) mendatang.

Sikap investor di pasar obligasi pemerintah RI kembali beragam, di mana di SBN bertenor 1, 3, 5, dan 15 tahun cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan pelemahan harga dan kenaikan imbal hasil (yield). Sisanya yakni SBN berjatuh tempo 10, 20, 25, dan 30 tahun ramai dikoleksi oleh investor, ditandai dengan penguatan harga dan penurunan yield.

Dari SBN yang mengalami penguatan yield, SBN bertenor 3 tahun menjadi yang paling besar penguatannya pada hari ini, yakni menguat signifikan sebesar 29,7 basis poin (bp) ke level 4,031%, sedangkan SBN yang mengalami pelemahan yield terbesar yakni SBN berjatuh tempo 25 tahun yang melemah 3,9 bp ke level 7,144%

Sementara untuk yield SBN dengan tenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara kembali melemah 3 bp ke level 6,178%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Beralih ke Amerika Serikat (AS), yield surat utang pemerintah (Treasury) terpantau melemah pada pagi hari ini waktu AS.

Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun melemah 2,1 bp ke level 1,453% pada pukul 03:15 dini hari waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat (5/11/2021) pekan lalu di level 1,474%.

Sedangkan yield Treasury acuan berjatuh tempo 30 tahun juga turun sebesar 1,4 bp ke level 1,886%, dari sebelumnya pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu di level 1,8999%.

Penurunan yield Treasury pada hari ini melanjutkan penurunan yield Treasury pada Jumat pekan lalu, meskipun data laporan pekerjaan Oktober terbilang cukup kuat. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa 531.000 pekerjaan diciptakan bulan lalu, jauh di atas perkiraan pasar yang memprediksi ada 450.000 gaji.

Investor saat ini berfokus pada rilis data inflasi AS Oktober, di mana data inflasi AS dari sisi harga produsen (producer price index/PPI) akan dirilis pada Selasa (9/11/2021) pagi waktu AS, sedangkan inflasi dari sisi harga konsumen (indeks harga konsumen/IHK) akan dirilis pada Rabu (10/11/2021) waktu AS.

Kedua data yakni pekerjaan dan inflasi akan digunakan oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menjadi acuan ada atau tidak perubahan kebijakan moneter. The Fed pada pekan lalu mengumumkan bahwa mereka akan memulai mengurangi program pembelian obligasi atau tapering pada akhir November.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular