Ikut Kabar Baik China, IHSG Melesat 45 Poin di Closing Sesi 1
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (8/11/2021), di tengah pergerakan variatif bura saham di Asia Pasifik.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.627,579 atau lompat 45,8 poin (+07%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,27% ke 6.599,405, indeks acuan utama bursa ini tak pernahsekalipun menyentuh zona merah.
Di perjalanannya, IHSG menyentuh level tertinggi harian pada 6.637,011 selang 15 menit jelang penutupan pukul 11:00 WIB. Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 269 unit, sedangkan 224 melemah, dan 174 sisanya flat. Nilai perdagangan masih di level Rp 6,3 triliun yang melibatkan 11 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 822.000-an kali.
Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 291,96 miliar. Saham yang mereka borong terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 186 miliar dan Rp 46,9 miliar. Saham BBCA lompat 1,7% ke Rp 7.575/saham dan KLBF melemah 0,3% ke Rp 1.625/unit.
Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 31,6 miliar dan Rp 29,1 miliar. Kedua saham tersebut bergerak berlawanan arah, di mana BBRI naik 0,2% menjadi Rp 4.250 dan BMRI melemah 0,7% ke Rp 7.050/saham.
Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) meraja dengan total nilai perdagangan Rp 490,6 miliar diikuti BBCA senilai Rp 345,6 miliar, dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) senilai Rp 265,3 miliar.
Reli IHSG terjadi di tengah pergerakan variatif di bursa regional, di mana indeks saham utama di kawasan bergerak variatif merespons keputusan kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menahan suku bunga acuan AS (Federal Funds Rate) di level 0,25% pekan lalu.
Bank sentral terkuat dunia ini juga mulai mengurangi nilai pembelian aset di pasar dari posisi sekarang US$ 120 miliar/bulan, pada akhir bulan ini. Indeks saham China yakni Shanghai dan Shenzen menguat tipi 0,1% dan 0,03%, sementara Nikkei Jepang dan KOSPI Korea Selatan tertekan 0,65% dan 0,3%.
Kabar positif di kawasan masih terkait dengan komoditas, di mana China melaporkan impor batu bara yang melonjak nyaris dua kali lipat pada Oktober, yakni sebesar 26,9 juta ton, atau melesat 96,2% secara tahunan dan 18,2% secara bulanan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)