Takut Sama Setan Inflasi, Hore Harga Emas Naik Lagi!

Putra, CNBC Indonesia
07 November 2021 12:30
FILE PHOTO: Gold bars are seen in this picture illustration taken at the Istanbul Gold Refinery in Istanbul March 12, 2013.  REUTERS/Murad Sezer/File Photo
Foto: Ilustrasi Emas (REUTERS/Murad Sezer)

Jakarta, CNBC Indonesia - The Fed memang resmi mengumumkan tapering akan dimulai bulan ini. Namun uniknya hal tersebut justru membuat harga emas naik, bukannya turun.

Dalam sepekan ini harga emas naik 1,32% dan kembali tembus ke level psikologis US$ 1.800/troy ons. Di arena pasar spot, harga emas dibanderol di US$ 1.816,73/troy ons pada Jumat (5/11).

Di saat yang sama indeks dolar AS padahal juga menguat 0,47%. Namun yield surat utang pemerintah AS 10 tahun drop 7 bps dalam sehari ke level 1,45%.

Dampak tapering kali ini memang berbeda dengan delapan tahun silam. Jika pada 2013 yield obligasi pemerintah AS naik tajam, diikuti dengan rontoknya harga emas, kali ini yang terjadi malah berbeda.

Tapering tahun 2021 sudah jauh-jauh hari diantisipasi oleh pasar. Kebijakan the Fed pun tidak jauh dari perkiraan market. Tapering dilakukan akhir tahun dengan laju pengurangan injeksi likuiditas sebesar US$ 15 miliar per bulan.

Kondisi tersebut berbeda dengan zaman ketua The Fed dipimpin oleh Ben Bernanke 2013. Kala itu tak ada angin tak ada hujan, The Fed mewacanakan tapering dan pasar pun bereaksi negatif.

Faktor lain yang membedakan tapering tahun ini dengan delapan tahun silam adalah inflasi. Adanya gangguan pada rantai pasok global di tengah pemulihan ekonomi yang berlangsung cepat membuat tekanan harga naik.

Inflasi di negara maju maupun berkembang mengalami kenaikan. Bahkan di negara maju seperti AS tingkat inflasinya jauh di atas rata-rata jangka panjangnya dan target bank sentral 2%.

Tapering yang dilakukan oleh the Fed memang menjadi sinyal untuk normalisasi kebijakan moneter the Fed. Namun kebijakan ini cenderung mencerminkan bahwa the Fed mengkonfirmasi kalau inflasi agaknya bakal tetap tinggi dalam suatu periode tertentu.

Di sisi lain the Fed juga tak ingin tergesa-gesa untuk menaikkan suku bunga acuan sebelum kondisi ketenagakerjaan pulih dan mencatatkan pertumbuhan.

Sampai di sini bisa dilihat bahwa harga emas masih berpeluang untuk naik, atau setidaknya tidak akan anjlok sedalam tahun 2013 silam.

Apalagi data pasar menunjukkan bahwa investor mulai kembali meningkatkan posisi investasinya ke emas.

Berdasarkan data Commodity Futures Trading Commission (CFTC), posisi net long (beli bersih) trader untuk kontrak berjangka COMEX naik signifikan di bulan Oktober mencapai 701 ton dibandingkan dengan 537 ton di akhir September.

Kenaikan posisi net long pada kontrak emas tersebut mencerminkan bahwa pasar juga mengantisipasi adanya kemungkinan inflasi tinggi yang masih membandel.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Siap-Siap Tapering! Harga Emas Bakal Anjlok Tajam?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular