
IHSG Terpelanting ke Zona Merah di Penutupan Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpelanting ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (5/11/2021), jelang rilis pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.576,04 atau terpeleset 10,4 poin (-0,16%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,22% ke 6.600,722, indeks acuan utama bursa ini sempat menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.608,425 tepat pukul 09:00 WIB.
Namun, selepas itu IHSG tertekan dan kemudian memasuki zona merah hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.565,234 beberapa menit jelang jelang pukul 11:00 WIB.
Mayoritas saham terpelanting yakni sebanyak 292 unit, 212 lain menguat, dan 150 sisanya flat. Nilai perdagangan masih terbatas ke level Rp 6,4 triliun yang melibatkan 12 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 743.000-an kali.
Investor asing hari ini mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 20,4 miliar. Saham yang mereka lego terutama adalah PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan nilai penjualan bersih masing-masing Rp 72,7 miliar dan Rp 17,1 miliar. Saham BBRI turun 1,26% ke Rp 5.900/saham dan BUKA drop 2,2% ke Rp 665/unit.
Sebaliknya, aksi beli asing masih menimpa saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 63,6 miliar dan Rp 40,9 miliar. Kedua saham tersebut bergerak berbeda arah, di mana KLBF flat Rp 1.630/saham dan lompat 1% menjadi Rp 7.450/saham.
Dari sisi nilai transaksi, saham PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) dan PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) kali ini meraja dengan total nilai perdagangan Rp 221,2 miliar diikuti BNBA senilai Rp 183,4 miliar, dan PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) senilai Rp 182,6 miliar.
Pasar akan memantau rilis pertumbuhan ekonomi dari Badan Pusat Statistik (BPS). Median proyeksi pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi Tanah Air pada kuartal III-2021 tumbuh 3,61% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Proyeksi tertinggi adai di 4,5% yoy dan terendah 3,23% yoy.
Sebagian responden memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk sepanjang 2021. Angka median proyeksi juga sebesar 3,61%. Kalau yang ini, jauh membaik ketimbang 2020 yang -2,07%.
Sebagai perbandingan, konsensus pasar versi Reuters menghasilkan angka 3,76% yoy untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021. Sementara pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 'diramal' 3,4%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1