IHSG Melenggang di Jalur Hijau HIngga Penutupan Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
04 November 2021 11:55
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona hijau pada penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (4/11/2021), menyusul optimisme bahwa kebijakan pengereman likuiditas pasar di Amerika Serikat (AS) akan berjalan mulus.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.605,844 atau lompat 53,7 poin (+0,82%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,59% ke 6.588,189, indeks acuan utama bursa ini sempat menyentuh level tertinggi harian pada 6.617,862 beberapa menit lepas pukul 10:00 WIB.

Di perjalanannya, IHSG tak pernah sekalipun menyentuh zona merah dan mencetak level pembukaan sebagai level terendahnya. Mayoritas saham menguat yakni sebanyak 354 unit, sedangkan 153 melemah, dan 158 sisanya flat. Nilai perdagangan sedikit menguat ke level Rp 6,5 triliun yang melibatkan 10 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 766.000-an kali.

Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 89,8 miliar. Saham yang mereka borong terutama adalah PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 80,3 miliar dan Rp 49,3 miliar. Saham PGAS lompat 3,4% ke Rp 1.525/saham dan KLBF melemah 0,3% ke Rp 1.630/unit.

Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 40,2 miliar dan Rp 34,7 miliar. Kedua saham tersebut naik masing-masing sebesar 0,4% dan 0,23% menjadi Rp 6.000 dan Rp 4.300/saham.

Dari sisi nilai transaksi, saham BBRI kembali meraja dengan total nilai perdagangan Rp 281,7 miliar diikuti PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 232,2 miliar, dan PGAS senilai Rp 230,5 miliar.

Reli IHSG mengikuti tren di bursa regional, di mana mayoritas indeks saham di Benua Kuning menguat menyusul sinyal kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang menahan suku bunga acuan AS (Federal Funds Rate) di level 0,25%.

Bank sentral terkuat dunia ini juga mulai mengurangi nilai pembelian aset di pasar dari posisi sekarang US$ 120 miliar/bulan, pada bulan depan atau sesuai dengan ekspektasi pasar. indeks Shenzen China pun melesat 1,2%, sementara Nikkei Jepang melesat 0,8%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular