Sempat Takut, Tapering The Fed Malah Bikin Bursa Asia Terbang

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
04 November 2021 08:45
A man walks in front of an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, June 17, 2020. Major Asian stock markets declined Wednesday after Wall Street gained on hopes for a global economic recovery and Japan's exports sank. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (AP/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham Asia kompak dibuka menguat pada perdagangan Kamis (4/11/2021), menyusul respons investor terkait pengumuman bank sentral Amerika Serikat (AS) bahwa mereka akan mulai mengurangi laju pembelian obligasi bulannya.

Indeks Nikkei Jepang dibuka melonjak 1,12%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,59%, Shanghai Composite China tumbuh 0,28%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,09%.

Sementara untuk indeks Straits Times Singapura pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur nasional memperingati hari Deepavali (Hari Festival Cahaya umat Hindu).

Bursa Saham Asia cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street pada penutupan perdagangan Rabu (3/11/2021) waktu setempat, di mana ketiga indeks utama Wall Street kembali mencetak rekor terbarunya.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,29% ke level 36.157,58, S&P 500 melesat 0,65% ke 4.660,57, dan Nasdaq Composite melonjak 1,04% ke posisi 15.811,58.

Wall Street mampu menguat meski ada kabar besar yang bisa mempengaruhi pasar keuangan dunia yaitu bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) mengumumkan hasil rapat Komite Pengambil Kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC). Akhirnya, The Fed resmi mengumumkan pengurangan pembelian surat berharga alias tapering off.

Sejak pandemi virus corona (Covid-19) menghantam Negeri Paman Sam tahun lalu, Ketua The Fed, Jerome Powell dan koleganya memutuskan pemberian stimulus untuk merangsang ekonomi. Selain memangkas suku bunga acuan hingga hampir 0%, The Fed juga memborong surat berharga senilai US$ 120 miliar per bulan.

Namun kini, dengan ekonomi AS yang semakin pulih, The Fed merasa jumlah stimulus itu sudah bisa dikurangi. Sebagai awalan, pembelian aset dipangkas US$ 15 miliar menjadi US$ 105 miliar.

"Dengan mempertimbangkan kemajuan substansial yang terjadi, Komite memutuskan untuk mulai mengurangi besaran pembelian aset sebanyak US$ 10 miliar untuk obligasi pemerintah dan US$ 5 miliar untuk aset beragun kredit properti (mortgage-backed securities). Mulai bulan ini, Komite memutuskan melakukan pembelian obligasi pemerintah senilai US$ 70 miliar dan mortgage-backed securites US$ 35 miliar.

"Mulai Desember, nilai pembelian obligasi pemerintah akan menjadi US$ 60 miliar sedangkan mortgage-backed securities US$ 30 miliar. Komite menilai pengurangan dengan kecepatan itu sepertinya layak untuk dilakukan setiap bulannya, meski bisa disesuaikan tergantung outlook ekonomi," ungkap keterangan tertulis The Fed.

Tapering tentu akan membuat likuiditas di pasar keuangan AS (dan dunia) berkurang. Semestinya ini menjadi pukulan berat buat pelaku pasar, karena lesatan Wall Street (dan bursa saham dunia) sedikit banyak ditopang oleh gelontoran likuditas dari The Fed.

Tetapi, tapering tahun ini cenderung berbeda dan tidak akan membawa malapetaka seperti pada 2013-2015. Sebab, seperti yang sudah disampaikan, komunikasi The Fed berjalan dengan baik sehingga pasar punya waktu untuk menyesuaikan diri.

"Pelaku pasar sudah lama memasukkan faktor tapering dalam perhitungan (priced-in). Sebab, The Fed sudah lama melakukan komunikasi dan menyampaikan rencana mereka berbulan-bulan lalu," kata Danielle DiMartino Booth, CEO Quill Intelligence yang berbasis di Texas (AS), seperti dikutip dari Reuters.

Powell pun menegaskan bahwa jika nanti ada perubahan dalam kecepatan tapering, maka akan dikomunikasikan dengan baik.

"Kami tidak akan mengejutkan pasar kalau harus mengubah kecepatan tapering. Kami akan menyampaikan berbagai perubahan secara transparan," tutur Powell dalam jumpa pers usai rapat, seperti diberitakan Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular