Emiten Batu Bara

Harga Batu Bara Ambles, Begini Ramalan Berikutnya

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
03 November 2021 12:50
eskcavator dan batu bara
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara terus mengalami penurunan tajam dalam dua pekan terakhir. Pada perdagangan di pasar ICE Newcastle (Australia) kemarin (2/11/21), tercatat harga komoditas ini sebesar US$ 140,9/ton. Angka ini jatuh US$ 100/ton atau hampir setengah dari rekor harga puncaknya beberapa waktu lalu yang sempat menyentuh US$ 240/ton

"5-6 bulan lalu nggak ada satupun yang memperkirakan harga batu bara Newcastle bakal naik ke atas US$ 240/ton. Meski turun keĀ  US$ 150 an tapi masih di atas US$ 100/ton atau lebih tinggi dari rata-rata tahun lalu US$ 60 - US$ 70 per ton," kata Head of Research Henan Puithrai Sekuritas Robertus Yanuar Hardy dalam Investime CNBC Indonesia, Selasa (3/11/21).

Ketika harga batu bara anjlok dibanding bulan lalu maka bukan berarti masalah selesai. Harga saat ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan waktu normal, bahkan mencapai 2x lipat lebih. Karenanya, meskipun penurunan terjadi, perusahaan atau emiten batu bara masih mendapat cuan besar.

"Kalau akhir tahun ini masih di atas US$ 100/ton maka masih akan menopang earning atau pendapatan masing-masing emiten," kata Robertus.

Penurunan komoditas ini akibat Pemerintahan Presiden Xi Jinping yang sedang bernafsu untuk menurunkan harga batu bara.

China memang sangat merasakan dampak lonjakan harga batu bara, yang sejak akhir 2020 (year-to-date) masih membukukan kenaikan 89,48%. Sekitar 60% pembangkit listrik di Negeri Tirai Bambu menggunakan batu bara sebagai sumber energi primer.

Mahalnya harga dan menipisnya pasokan membuat sejumlah wilayah di China terpaksa melakukan pemadaman listrik bergilir. Ini menyebabkan gangguan produksi yang luar biasa.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Harga Batu Bara Terbang 17%, Sampai Kapan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular