Wall Street Dibuka Merah, Dipimpin Koreksi Saham Teknologi

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
29 October 2021 20:39
Trader Timothy Nick works in his booth on the floor of the New York Stock Exchange, Thursday, Jan. 9, 2020. Stocks are opening broadly higher on Wall Street as traders welcome news that China's top trade official will head to Washington next week to sign a preliminary trade deal with the U.S. (AP Photo/Richard Drew)
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pembukaan perdagangan Jumat (29/10/2021), setelah saham mayoritas emiten teknologi melemah karena melaporkan kinerja yang kurang memuaskan.

Indeks Dow Jones Industrial Average drop 0,7% pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selangĀ 10 menit menjadi 13 poin (+0,04%) ke 35.743,51. Indeks S&P 500 turun 21,7 poin (-0,47%) ke 4.574,71. Nasdaq drop 107,7 poin (-0,7%) ke 15.340,39.

Saham Amazon anjlok 4% di pembukaan setelah raksasa e-commerce meleset dan ekspektasi pendapatan untuk kuartal ketiga. Perseroan juga mengeluarkan acuan kinerja yang mengecewakan. Sementara itu, saham Exxon Mobil dan Chevron naik setelah melaporkan kinerja yang melampaui ekspektasi.

Saham Apple anjlok lebih dari 3,5% setelah raksasa teknologi tersebut melaporkan pendapatan yang kurang memenuhi ekspektasi terkait dengan problem pasokan iPhones, iPads dan Macs. Ini menjadi kali pertama pendapatan Apple tak memenuhi estimasi pasar sejak Mei 2017.

Kemarin, investor bertaruh capaian kinerja mereka akan menguntungkan sehingga indeks S&P 500 dan Nasdaq kompak ditutup menyentuh level tertinggi baru. Baik saham Apple maupun Amazon kemarin menguat tinggi, dan koreksi baru terjadi hari ini.

Sekitar 50% konstituen indeks S&p 500 telah merilis kinerja keuangan kuartal III-2021, dengan 80% lebih mencetak laba bersih di atas estimasi pasar. Rata-rata pertumbuhan laba bersih mereka diproyeksikan sebesar 38,6% per kuartal tersebut menurut kalkulasi CNBC.

Pasar akan memantau data belanja konsumen dan inflasi kunci per Oktober yang akan menjadi acuan pasar. Pejabat Gedung Putih akan berada di Roma untuk pertemuan negara anggota Grup 20.

Sepanjang bulan berjalan, indeks S&P 500 lompat 6,7%, sedangkan Dow Jones tumbuh 5,6% pada Oktober, dan Nasdaq melaju 6,9%.

Menteri Keuangan Janet Yellen kepada CNBC menyatakan bahwa paket infrasfruktur akan segera disetujui dan meyakini bahwa inflasi tidak akan menjegal perekonomian. "Ia akan mendorong potensi ekonomi untuk bertumbuh, potensi suplai ekonomi yang cenderung mendorng inflasi turun, bukan naik," tutur Yellen.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular