
Berdarah-darah, IHSG Akhiri Sesi 1 dengan Koreksi 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambruk hingga penutupan perdagangan sesi pertama Kamis (28/10/2021), menyusul ambruknya bursa saham Amerika Serikat (AS).
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.535,076 atau drop 67,1 poin (-1,02%) pada penutupan siang. Dibuka turun 0,36% ke 6.578,583, indeks acuan utama bursa ini menyentuh level terendahnya pada 6.521,037 sekitar pukul 11:15 WIB.
IHSG tak pernah sekalipun menyentuh zona hijau. Mayoritas saham terkoreksi, yakni sebanyak 387 unit, menyisakan 129 saham menguat, dan 137 lainnya flat.
Nilai perdagangan susut menjadi sebesar Rp 7,7 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 800.000-an kali. Investor asing berbalik mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 203 miliar.
Saham yang mereka borong terutama adalah saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 45,9 miliar dan Rp 20,3 miliar. Saham BBNI drop 1,4% ke Rp 6.975 dan BBTN turun 2,59% ke Rp 1.695/unit.
Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 55,8 miliar dan Rp 47,4 miliar. Kedua saham tersebut terkoreksi masing-masing sebesar 5% dan 0,7% menjadi Rp 2.640 dan Rp 4.260/saham.
Dari sisi nilai transaksi, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali memimpin dengan total nilai perdagangan sebesar Rp 402,4 miliar, diikuti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 243,5 miliar dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) senilai Rp 235,9 miliar.
Koreksi terjadi mengikuti ambruknya bursa saham AS. Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka naik pada perdagangan Kamis (27/10/2021), setelah Dow Jones dan S&P 500 menyentuh rekor tertinggi berkat kinerja positif emiten unggulan. Namun, kemudian berbalik melemah.
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 266,19 poin menjadi 35.490,69 terseret koreksi saham Visa. Indeks S&P 500 tertekan 0,5% ke 4.551,68 sedangkan Nasdaq cenderung flat di level 15.235,84 meski saham Microsoft dan Alphabet (induk usaha Google) meroket.
Pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) diprediksi akan melambat pada kuartal III-2021, karena pasokan barang belum terserap optimal, sementara harga komoditas energi menguat dan penyerapan tenaga kerja belum optimal. Polling Dow Jones memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS akan sebesar 2,8% ketika petang hari nanti diumumkan.
Bahkan, ada kemungkinan ekonomi tak bertumbuh sama sekali pada kuartal kemarin, mengingat platform GDPNow milik bank sentral (Federal Reserve/The Fed) Atlanta menurunkan estimasinya menjadi 0,2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1