Lagi Enak-enak 'Terbang', Harga Minyak Jatuh!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 October 2021 09:14
Caution tape is wrapped around fuel pumps at an Exxon Gas Station on Boonsboro Road in Lynchburg, Va., Tuesday, May 11, 2021. More than 1,000 gas stations in the Southeast reported running out of fuel, primarily because of what analysts say is unwarranted panic-buying among drivers, as the shutdown of a major pipeline by hackers entered its fifth day. In response, Virginia Gov. Ralph Northam declared a state of emergency. (Kendall Warner/The News & Advance via AP)
Foto: Rantai dililitkan di sekitar pompa bahan bakar di Pompa Bahan Bakar Exxon di Jalan Boonsboro di Lynchburg, Va., Selasa, 11 Mei 2021.(Kendall Warner / The News & Advance via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia anjlok pada perdagangan pagi ini. Aksi ambil untung dan rilis data dari Amerika Serikat (AS) menjadi biang kerok koreksi ini.

Pada Kamis (28/10/2021) pukul 08:23 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 83,27/barel. Ambles 1,55% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara yang jenis light sweet harganya US$ 81,34/barel. Berkurang 1,6%.

Pencairan cuan sepertinya masih menjadi salah satu alasan koreksi harga si emas hitam. Maklum, dalam sebulan terakhir harga brent dan light sweet masih naik masing-masing 7,27% dan 9,13%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 61,72% dan 66,3%.

Oleh karena itu, harga minyak akan selalu dihantui oleh risiko koreksi. Sebab untung yang bisa didapat investor memang tidak ngadi-ngadi.

"Sepertinya aksi profit taking terlihat nyata. Bagaimanapun, harga (brent) di kisaran US$ 80/barel termasuk tinggi," ujar Gary Cunningham, Director of Market Research di Tradition Energy, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, penurunan harga minyak juga disebabkan oleh kabar dari Negeri Paman Sam. US Energy Information Administration melaporkan, pada pekan yang berakhir 22 Oktober 2021 stok minyak AS bertambah 4,3 juta barel menjadi 430,8 juta barel. Jauh lebih tinggi ketimbang konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan kenaikan 1,9 juta barel.

Data ini menggambarkan pasokan minyak sebenarnya cukup, tidak perlu berebut. Persepsi akan pasokan yang memadai membuat reli harga minyak terhenti.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular