
Senin Pagi Bursa Asia Dibuka Terkoreksi, Waspada IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Senin (25/10/2021), di tengah variatifnya bursa saham Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (22/10/2021) akhir pekan lalu.
Indeks Nikkei Jepang dibuka ambles 0,98%, Hang Seng Hong Kong melemah 0,67%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,41%, Straits Times Singapura turun 0,11%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,28%.
Investor di Asia sedang menanti rilis kinerja keuangan kuartal III-2021 perusahaan perbankan terbesar di Asia bahkan dunia, yakni HSBC pada hari ini.
Di lain sisi, sentimen dari perkembangan pandemi virus corona (Covid-19) di China dapat kembali membebani sikap optimisme investor, setelah seorang pejabat China memperingatkan bahwa wabah itu dapat menyebar lebih jauh, dilaporkan oleh Reuters Minggu (24/10/2021).
Beralih ke AS, bursa saham Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Jumat akhir pekan lalu, di tengah masih berlanjutnya musim rilis laporan keuangan perusahaan AS pada kuartal III-2021.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,21% ke level 35.677,02. Namun untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite terpaksa ditutup di zona merah pada perdagangan akhir pekan lalu. S&P ditutup melemah 0,11% ke level 4.544,95, sedangkan Nasdaq ditutup merosot 0,82% ke posisi 15.090,20.
Dow Jones mendapat dukungan penguatan dari rotasi investor menuju saham siklikal, sementara saham teknologi tertekan.
Saham American Express memimpin penguatan dengan melesat 5,4% berkat rilis kinerja keuangannya yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Sebaliknya, Intel dan Snap anjlok masing-masing sebesar 11,6% dan 26,5% menyusul rilis kinerja yang lebih lemah dari ekspektasi pasar.
Pemicu koreksi saham Intel adalah kelangkaan pasokan chip yang menekan penjualan mereka. Sementara itu, saham Snap anjlok setelah melaporkan penurunan bisnis periklanan terkait dengan perubahan kebijakan Apple.
Saham Facebook dan Twitter juga tertekan, dengan koreksi masing-masing sebesar 5% dan 4,8%. Meski demikian, beberapa saham teknologi malah mencetak rekor harga tertinggi. Saham Tesla memperpanjang reli dengan menguat 1,7% ke US$ 909,68/unit.
Reli terjadi setelah perseroan melaporkan kinerja yang melampaui ekspektasi pasar. Hal serupa juga terjadi pada saham Netflix, Ebay dan Microsoft yang juga menyentuh rekor tertinggi baru mereka.
Secara umum, kinerja emiten unggulan AS masih kuat. Menurut Refinitiv, 84% dari 117 konstituen indeks S&p 500 yang sudah merilis kinerja keuangannya mencetak laba bersih di atas estimasi pasar per kuartal III-2021. Rata-rata pertumbuhan laba bersih mereka sebesar 35%.
Pada pekan ini, beberapa perusahaan raksasa teknologi AS seperti Apple, Microsoft, dan Alphabet (Google) akan merilis laporan keuangannya pada kuartal III-2021.
Pada pekan lalu, Departemen Tenaga kerja AS kemarin melaporkan adanya 290.000 klaim tunjangan pengangguran baru per pekan lalu, atau membaik dari angka sepekan sebelumnya sebanyak 296.000. Polling ekonom dalam survei Dow Jones tadinya memperkirakan angka 300.000.
Di lain sisi pada pekan lalu, kabar positif juga berhembus dari China, di mana Evergrande mengumumkan akan membayar kupon obligasi dalam dolar AS, sehingga menepis kekhawatiran bahwa perseroan akan mengajukan pailit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!
