Menguat Tipis, IHSG Berayun ke Zona Hijau di Closing Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Jumat, 22/10/2021 12:07 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona hijau pada perdagangan sesi pertama Jumat (22/10/2021), menyusul kembalinya aksi buru asing atas saham-saham unggulan yang kemarin terkoreksi.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.635,958 atau bertambah 3 poin (+0,05%) pada penutupan siang. Dibuka tertekan 0,19% ke 6.620,659, indeks acuan utama bursa ini menyentuh level terendah hariannya pada 6.585,557 beberapa menit usah pukul 09:00 WIB.

Selepas itu, IHSG berangsur menguat dan kembali ke zona hijau memasuki pukul 10:00 WIB dan sempat menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.648,387 sekitar setengah jam kemudian. Selanjutnya, rentang pergerakan menipis di kisaran tersebut.


Mayoritas saham terhitung melemah, yakni sebanyak 268 unit, sedangkan 226 lainnya naik, dan 162 sisanya flat. Nilai perdagangan sedikit berkurang menjadi Rp 9,3 triliun yang melibatkan 14 miliaran saham yang berpindah tangan 829.000-an kali.

Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 483,46 miliar, Saham yang mereka borong terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing sebesar Rp 157,5 miliar dan Rp 88,1 miliar. Keduanya naik masing-masing sebesar 1,35% dan 0,2% ke Rp 7.500 dan Rp 4.370/saham,

Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dengan nilai penjualan bersih Rp 26,4 miliar dan Rp 20 miliar, Kedua saham tersebut tertekan masing-masing sebesar 3% dan 4% ke Rp 4.850 dan Rp 1.660/saham,

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) dan BBCA memimpin dengan total nilai Rp 456,3 miliar dan RP 425,6 miliar, diikuti PT Indika Energy Tbk (INDY) senilai Rp 413 miliar.

Sentimen positif datang dari dalam negeri, di mana Bank Indonesia (BI) membagikan kabar positif dengan proyeksi transaksi berjalan di kuartal III-2021 akan mengalami surplus sehingga mengurangi tekanan terhadap mata uang nasional.

Untuk sepanjang 2021, transaksi berjalan diperkirakan masih akan defisit tetapi lebih baik dari proyeksi sebelumnya. BI juga memutuskan melanjutkan kebijakan akomodatif berupa uang muka (down payment/DP) nol persen untuk penjualan properti dan kendaraan bermotor.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor