IHSG Akhiri Sesi 1 dengan Penguatan ke Angka Cantik 6.666

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
18 October 2021 12:01
Aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (16/1/2018). Pasca ambruknya koridor lantai 1 di Tower 2 Gedung BEI kemarin (15/1/2018), hari ini aktifitas perdagangan saham kembali berjalan normal
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan sesi pertama Senin (18/10/2021), dan berakhir di angka cantik 6.666 berkat dorongan sentimen positif dari dalam dan luar negeri.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.666,832 atau lompat 33,5 poin (+0,5%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,31% ke 6.649,281, indeks acuan utama bursa ini terus melesat ke zona hijau meski sempat sekali melemah ke zona merah.

Level terendah harian dicapai pada saat koreksi tersebut, di 6.620,845 pukul 09:30 WIB. Namun, aksi beli masif para investor kembali mengantarkan IHSG ke zona hijau sehingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.675,877 selang 20 menit jelang penutupan sesi 1.

Mayoritas saham terhitung menguat, yakni sebanyak 330 unit, sedangkan 179 lainnya melemah, dan 154 sisanya flat. Nilai perdagangan sedikit berkurang menjadi Rp 8,5 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan 836.000-an kali.

Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 385,44 miliar. Saham yang mereka borong terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 141,9 miliar dan Rp 35,2 miliar. Keduanya Melesat 1% lebih ke Rp 4.370 dan Rp 7.225/saham.

Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) dengan nilai penjualan bersih Rp 162,5 miliar dan Rp 23,9 miliar. Kedua saham tersebut bergerak berbeda arah, di mana BBCA drop 1,6% ke Rp 7.525/saham sementara ABMM lompat 4% ke Rp 1.560/saham.

Dari sisi nilai transaksi, BBRI memimpin dengan total nilai Rp 482 miliar, diikuti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) senilai Rp 466,8 miliar dan BBCA senilai Rp 440,5 miliar.

Sentimen positif datang dari perkembangan penanganan pandemi Covid-19 di mana kasus Covid-19 di Tanah Air tercatat di bawah 1.000 dalam 2 hari terakhir sehingga memicu harapan bahwa pemulihan ekonomi nasional bakal segera terjadi.

Dari luar negeri, India memutuskan memangkas pungutan impor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari 24,75% menjadi 8,25%. Bea impor untuk produk olahan CPO juga diturunkan dari 35,75% menjadi 19,25%. Harga saham perkebunan pun berpeluang menguat, demikian juga saham-saham bank yang menjadi kreditor utama mereka.

Di sisi lain, kelanjutan krisis energi yang belum teratasi bakal terus membuat harga batu bara dan komoditas logam lainnya menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular