Jumlah Investor RI Capai 6,43 Juta, Didominasi Kaum Milenial

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 October 2021 16:00
Suasana seminar yang bertajuk kemudahan Investasi Pasar Modal di Era Ekonomi Digital di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (27/8). Seminar ini diisi oleh pembicara dari Ady F. Pangerang, Presiden Direktur Bareksa.com, Samuel Sentana, Head of Fintech Tokopedi, dan Destya Danang Pradityo, Head of Financial & Payment Services BukaLapak. Seminar ini merupakan satu rangkaian dari acara Investor Summit 2018. Dalam seminar ini selain menginformasikan bahwa pembelian reksa dana telah dapat dilakukan melalui aplikasi dari kedua perusahaan, Bareksa, Tokopedia, dan BukaLapak juga membeberkan rencana untuk lebih membuka akses dan kemudahan masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama pandemi Covid-19 jumlah investor di pasar modal tanah air meningkat signifikan sebesar 65,74% menjadi 6.431.444 investor per September 2021 dari posisi Desember 2020. Menariknya, investor dari generasi milenial atau di bawah 30 tahun kian mendominasi.

Berdasarkan publikasi KSEI, kenaikan tertinggi terjadi di investor reksa dana sebesar 82,18% menjadi 5.784.899. Investor C-BEST juga naik 71,59% menjadi 2,90 juta. Sedangkan, investor surat berharga negara (SBN) bertambah 24,20% menjadi 571.794 per September.

Berdasarkan demografi investor, dari usia milenial paling banyak, yakni 59,23% dengan total aset Rp 39,93 triliun. Terbanyak kedua di usia 31-40 tahun dengan persentase 21,54% dengan aset Rp 90,80 triliun.

Dari sisi jenjang pendidikan, sebanyak 55,97% investor lulusan SMA dengan aset Rp 172,83 triliun, 33,25% dari jenjang sarjana dengan aset Rp 442,46 triliun.

Sedangkan, dari rata-rata penghasilan paling banyak 52,49% antara Rp 10 juta sampai dengan Rp 100 juta dengan aset Rp 151,76 triliun dan penghasilan di bawah Rp 10 juta dengan aset Rp 127,67 triliun.

InvestorFoto: KSEI
Investor

Sebaran investor juga tidak hanya berpusat di Jawa (69,93%), tapi juga menyebar di Sumatera (16,49%), Kalimantan (5,38%), Sulawesi (3,91%), Bali, NTT dan NTB (3,34%), Maluku dan Papua (0,96%).

Direktur Penilaian Perusahaan, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, ndikator pasar modal yang bergerak positif di tahun 2021, adanya sentimen positif terkait perkembangan ekonomi global maupun domestik, serta dukungan dan komitmen dari regulator-regulator terkait, telah menimbulkan optimisme pada pasar modal Indonesia.

IHSG pada penutupan akhir tahun 2020 masih berada pada level 5.979,073 dan mengalami perkembangan sampai dengan saat ini. Pada penutupan perdagangan saham tanggal 11 Oktober 2021, IHSG telah menyentuh angka 6.459,697.

"Adanya tren positif pada beberapa indikator pasar modal mencerminkan kepercayaan masyarakat dalam melakukan penggalangan dana melalui pasar modal dinilai relatif baik," katanya.


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Jumlah Investor RI 9 Juta Lebih, Mayoritas Anak Muda

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular