Efek Kudeta Junta Militer, Mata Uang Myanmar Anjlok 60% Lebih

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 October 2021 18:45
Soldiers walk towards anti-coup protesters during a demonstration in Yangon, Myanmar on Tuesday March 30, 2021. Thailand’s Prime Minister Prayuth Chan-ocha denied Tuesday that his country’s security forces have sent villagers back to Myanmar who fled from military airstrikes and said his government is ready to shelter anyone who is escaping fighting. (AP Photo)
Foto: Suasana di Myanmar, beberapa waktu lalu (AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Myanmar semakin melemah pascakudeta junta militer pada Februari lalu. Kini nilai mata uang Myanmar, kyat, telah kehilangan lebih dari 60% nilainya sejak awal September.

"Ini akan mengguncang para jenderal karena mereka cukup terobsesi dengan kyat sebagai barometer ekonomi negara, dan itu adalah cerminan mereka," kata Richard Horsey selaku Pakar Myanmar di International Crisis Group, dikutip dari The Economic Times, Senin (11/10/2021).

Situasi kekurangan dolar di Myanmar sangat buruk sehingga beberapa jasa penukaran uang (money changer) telah menutup usaha mereka.

"Karena ketidakstabilan harga mata uang saat ini ... semua cabang Northern Breeze Exchange Service ditutup sementara," kata salah satu money changer di Myanmar melalui Facebook.



Mereka yang masih beroperasi memberikan tarif 2.700 kyat per dolar pada akhir September lalu. Jumlah ini naik dibandingkan dengan 1.695 kyat per dolar pada 1 September dan 1.395 kyat per dolar pada 1 Februari atau tepat saat terjadinya kudeta militer.

Dalam sebuah laporan, Bank Dunia memperkirakan ekonomi Myanmar akan merosot 18% tahun 2021. Pemicu utamanya karena pandemi Covid-19. Myanmar juga akan mengalami kontraksi terbesar pada sisi jumlah tenaga kerja disertai peningkatan jumlah orang miskin di negara itu.

Sebelumnya, sempat terjadi krisis uang tunai di Myanmar. Pada Agustus lalu, nasabah harus mengantre di anjungan tunai mandiri (ATM) mulai pagi buta. Jika tidak, mereka tidak memiliki kesempatan untuk mengambil uang hari itu.

Kudeta yang dilakukan junta militer berkontribusi besar terhadap krisis ekonomi di Myanmar. Sebab, sebelumnya mereka menutup hampir semua cabang bank, membatasi pembayaran daring, hingga mematikan internet dan memblokir transfer bank via HP.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular