Bursa Saham Asia Cerah! Hang Seng-Nikkei Melonjak Lagi

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
11 October 2021 17:05
People walk past an electronic stock board showing Japan's Nikkei 225 index at a securities firm in Tokyo Wednesday, Dec. 11, 2019. Asian stock markets have risen following a report President Donald Trump plans to delay a tariff hike on Chinese goods. (AP Photo/Eugene Hoshiko)
Foto: Bursa Jepang (Nikkei). (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia kembali ditutup cerah pada perdagangan Senin (11/10/2021) awal pekan ini, di mana indeks Hang Seng Hong Kong memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini, didorong oleh melesatnya saham teknologi China.

Indeks Nikkei Jepang ditutup melonjak 1,6% ke level 28.498,19, Hang Seng Hong Kong terbang 1,96% ke 25.325,09, dan Straits Times Singapura naik tipis 0,02% ke 3.113,49.

Sedangkan untuk indeks Shanghai Composite China ditutup turun tipis 0,01% ke level 3.591,71 dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah 0,34% ke 6.459,69.

Sementara untuk pasar saham Korea Selatan pada hari ini tidak diperdagangkan karena sedang libur nasional.

Indeks Hang Seng memimpin penguatan bursa Asia pada hari ini, didorong oleh melesatnya saham teknologi food delivery China, Meituan yang ditutup melonjak lebih dari 8%, setelah sebelumnya perseroan sempat dikenakan denda karena terkonfirmasi melakukan praktik monopoli.

Pada Jumat (8/10/2021) pekan lalu, Badan Administrasi Negara untuk Peraturan Pasar (SAMR) China mengatakan Meituan telah menyalahgunakan posisi dominannya di pasar pengiriman makanan online China.

Regulator mengatakan bahwa Meituan mendorong pedagang untuk menandatangani perjanjian kerja sama eksklusif dengan mereka dan melakukan tindakan hukuman bagi mereka yang tidak ikut melakukan perjanjian tersebut.

SAMR mengenakan denda 3,44 miliar yuan atau sekitar US$ 534,3 juta kepada Meituan dan memerintahkannya untuk melakukan langkah-langkah perbaikan guna mengakhiri penyelidikan yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.

Dalam sebuah catatan pada Minggu (10/11/2021) kemarin, bank investasi Jefferies mengatakan bahwa denda tersebut telah menghilangkan "overhang" pada Meituan.

"Kami percaya bahwa keputusan dari SAMR dapat mengatasi masalah pasar dan Meituan (MT) telah berkomunikasi dengan pihak berwenang serta meningkatkan operasi bisnisnya," kata Jefferies, dikutip dari CNBC International.

Tak hanya Meituan, perusahaan teknologi China lainnya yakni Alibaba juga sempat dikenakan denda sebesar US$ 2,8 miliar. Hal ini dilakukan setelah proses penyelidikan dan menemukan hal yang sama, yakni praktik monopoli pada April lalu.

Selain Meituan, saham teknologi China yang terdaftar di bursa Hang Seng juga terpantau melesat. Saham Tencent ditutup melesat nyaris 3%, sedangkan Alibaba ditutup melonjak lebih dari 7%.

Sementara itu di Jepang, indeks Nikkei juga ditutup melonjak lebih dari 1,5%, karena didorong oleh terus turunnya kasus virus corona (Covid-19) di Negeri Sakura yang menumbuhkan rasa optimisme pelaku pasar.

Kasus baru Covid-19 di Jepang turun menjadi 553 pada Minggu kemarin, terendah dalam hampir setahun, menurut penyiar publik NHK. Pada akhir Agustus lalu, kasus Covid-19 mendekati 26.000 kasus dan menjadi puncak gelombang kelima Covid-19 di Jepang.

Sementara itu dari Amerika Serikat (AS), kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) cenderung tertekan setelah data tenaga kerja terbaru terbukti di bawah ekspektasi.

Investor masih memonitor ekspektasi inflasi dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, yang kembali melonjak setelah data tenaga kerja September yang dirilis Departemen Tenaga Kerja terbukti masih belum cukup kuat.

Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Jumat pekan lalu menyatakan keyakinannya bahwa Kongres akan memberikan lampu hijau atas penerapan pajak minimum perusahaan global yang juga disepakati pemerintah di 136 negara.

Namun, kabar buruk muncul setelah Goldman Sachs pada Minggu kemarin memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi AS menjadi 5,6% pada 2021 dan 4% pada 2022, dengan alasan anjloknya dukungan fiskal dan melambatnya pemulihan belanja konsumen.

Mayoritas bank di AS akan mengawali rilis kinerja kuartal III-2021 pada pekan ini, di antaranya JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Bank of America, Morgan Stanley, Wells Fargo dan Citigroup.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular