
Beda Nasib Emiten TP Rachmat, Satu Jawara, Satunya Lagi Keok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) dan emiten perusahaan rental mobil dan jasa logistik milik pengusaha TP Rachmat PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) menjadi top gainers pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat (8/10/2021).
Sementara, dua saham batu bara, seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), bersama saham emiten sawit yang sebagian sahamnya dimiliki TP Rachmat PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) harus rela berbagi tempat di deretan top losers.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melesat hingga siang ini. IHSG naik 0,83% ke posisi 6.469,63 pada penutupan sesi I perdagangan (8/10).
Menurut data BEI, 291 saham naik, 201 saham turun dan 161 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 9,11 triliun dan volume perdagangan mencapai 18,12 miliar saham.
Seiring dengan kenaikan IHSG, investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 904,75 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 208,89 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi I hari ini (8/10).
Top Gainers
Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK), saham +25,24%, ke Rp 129, transaksi Rp 128,9 M
Adi Sarana Armada (ASSA), +12,72%, ke Rp 3.810, transaksi Rp 102,1 M
Primarindo Asia Infrastructure (BIMA), +11,34%, ke Rp 216, transaksi Rp 20,7 M
Trinitan Metals and Minerals (PURE), +5,00%, ke Rp 105, transaksi Rp 9,8 M
Medco Energi Internasional (MEDC), +4,39%, ke Rp 595, transaksi Rp 44,5 M
Top Losers
Bumi Resources (BUMI), saham -6,98%, ke Rp 80, transaksi Rp 245,9 M
Harum Energy (HRUM), -6,67%, ke Rp 7.700, transaksi Rp 174,9 M
Triputra Agro Persada (TAPG), -5,56%, ke Rp 765, transaksi Rp 38,1 M
Multipolar (MLPL), -5,36%, ke Rp 424, transaksi Rp 91,2 M
Yelooo Integra Datanet (YELO), -5,07%, ke Rp 412, transaksi Rp 14,6 M
Saham DGIK melesat 25,24% ke Rp 129/saham, setelah melesat selama 3 hari beruntun. Dalam sepekan saham ini terkerek naik 67,53%, sementara dalam sebulan melambung 84,29%.
Kenaikan saham DGIK terjadi di tengah rencana pemegang saham pengendali emiten farmasi dan produk alat kesehatan, PT Itama Rayonara Tbk (IRRA), yakni PT Global Dinamika Kencana, yang akan mengambil alih sebanyak 51,85% saham perusahaan.
Sebelumnya, Global Dinamika membeli saham DGIK dari investor lama yakni milik PT Lintas Kebayoran Lama sebanyak 34,12%, PT Loasaindo Aditama sebanyak 7,6%, PT Rezeki Segitiga Emas sebanyak 9,32% dan PT Multidaya Hutama Indokarunia 0,81%, sehingga total saham yang diambil alih adalah 51,85%.
Proses pembelian saham telah selesai pada 6 Oktober 2021 lalu. Harga pengambilalihan yakni di level Rp 80/saham sehingga total transaksi menjadi Rp 229,84 miliar. Harga ini lebih tinggi dibanding harga pasar pada perdagangan Rabu (6/10) yakni Rp 77/saham.
Adapun Global Dinamika Kencana merupakan perusahaan pengendali IRRA dengan kepemilikan 69,75% saham per Juni 2021.
Sementara, saham ASSA melesat 12,72%, usai naik 1,20% pada perdagangan kemarin. Di tengah kenaikan ini, asing mencatatkan beli bersih Rp 29,13 miliar.
Berbeda, saham BUMI anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 6,98%, masih terkena aksi ambil untung. Saham HRUM pun menembus ARB 6,67% hingga siang ini.
Setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 2008 di US$ 280/ton, harga batu bara ambles dalam 2 hari terakhir. Koreksi ini terjadi lantaran investor mulai melakukan aksi ambil untung (profit taking).
Menurut data Refinitiv, pada Kamis kemarin (7/10/2021) harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) anjlok 4,70% dibandingkan hari sebelumnya ke US$ 224,90/ton. Sementara, pada Rabu (6/10), harga batu bara 'terjun bebas' 15,71% ke US$ 236/ton.
Kendati ambles dalam dua hari terakhir, dalam sepekan harga batu bara masih naik 3,64%, sebulan melesat 26,10%. Kemudian, sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd) harga batu bara 'meroket' 175,11%.
Kemudian, saham TAPG merosot 5,56%, usai turun 4,14% pada perdagangan kemarin. Sebelumnya, saham ini mencatatkan reli kenaikan selama 4 hari beruntun bersamaan dengan saham sawit lainnya, di tengah harga minyak sawit yang sempat menyentuh harga tertinggi sepanjang masa dua hari lalu.
Pada Rabu, harga CPO menembus angka MYR 4.872/ton, yang merupakan level tertingginya sepanjang masa. Kenaikan terjadi di tengah lonjakan permintaan komoditas dasar seperti minyak, gas, hingga batu bara menyusul ekspektasi pemulihan ekonomi global.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Punya Saham Ini? Tak Perlu Pusing Lihat Tiket Mudik Selangit
