IHSG Berayun ke Zona Merah di Penutupan Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
05 October 2021 11:55
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Selasa (5/10/2021), menyusul aksi ambil untung pemodal.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.85,167 atau drop 57,5 poin (-0,91%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,08% ke 6.337,326, indeks acuan utama bursa ini sempat melaju ke zona hijau hingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.361,453 pukul 09:40 WIB.

Namun, selepas itu IHSG terjungkal ke zona merah hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.284,023 beberapa detik jelang penutupan sesi pertama. Mayoritas saham terkoreksi, yakni sebanyak 325 unit, sedangkan 177 lain menguat, dan 146 sisanya flat.

Nilai perdagangan masih tinggi, sebesar Rp 10,7 triliun yang melibatkan 21 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 jutaan kali. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy), kali ini senilai Rp 607,95 miliar menjadi net buy kedua sejak kemarin.

Saham yang mereka borong terutama adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 196,6 miliar dan Rp 87 miliar. Keduanya tertekan, masing-masing sebesar 1,5% ke Rp 3.910 dan Rp 6.375/unit.

Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 30,6 miliar dan Rp 25,6 miliar. Kedua saham tersebut bergerak berlawanan arah dengan koreksi TLKM sebesar 1,4% dan ke Rp 3.620/saham dan reli ITMG sebesar 0,6% menjadi Rp 24.725/saham.

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meraja dengan total nilai perdagangan Rp 573,2 miliar diikuti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) senilai Rp 522,3 miliar, dan BBRI senilai Rp 497 miliar.

Aksi ambil untung terjadi di tengah koreksi bursa saham Amerika Serikat (AS) dan tren variatif di bursa Asia. Pagi tadi, Dow Jones ditutup ambles 0,94%, S&P 500 drop 1,3% sedangkan Nasdaq memimpin pelemahan dengan koreksi 2,14%.

Koreksi terjadi sebagai bentuk aksi ambil untung (profit taking) pemodal setelah indeks acuan utama bursa tersebut menguat dua hari terakhir. Pasar memanfaatkan sentimen negatif yang darang dari Amerika Serikat (AS) di mana Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kompak terkoreksi.

Di Asia, indeks Nikkei Jepang memimpin koreksi, sebesar 2,3%, diikuti indeks Kospi Korea Selatan yang anjlok 1,6%. Sebaliknya, indeks bursa China baik Shanghai, Shenzen, maupun Hang Seng Hong Kong masih hijau, masing-masing sebesar 0,9%, 0,3% dan 1,6%.

Prospek pengurangan stimulus moneter AS ke pasar dan kenaikan utang AS dan risiko gagal bayar raksasa properti China Evergrande menjadi pemberat pergerakan bursa saham nasional hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular