
Investor Mulai Memburu Kembali SBN, Harga SBN Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Senin (4/10/2021) awal pekan ini, di tengah kembali naiknya imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) pada pagi hari ini waktu setempat.
Mayoritas investor di pasar obligasi pemerintah ramai memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh SBN acuan. Hanya SBN bertenor 3 tahun yang masih cenderung dilepas oleh investor dan mengalami penguatan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 3 tahun menguat 5,7 basis poin (bp) ke level 3,919% pada hari ini. Sementara itu, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara berbalik melemah 2,6 bp ke level 6,333% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Pergerakan yield SBN pada hari ini cenderung berbanding terbalik dengan pergerakan yield obligasi pemerintah AS (Treasury) yang terpantau kembali menanjak pada pagi hari ini waktu AS.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuan bertenor 10 tahun kembali menguat 2,9 bp ke level 1,496% pada pukul 07:00 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Jumat (1/10/2021) pekan lalu di level 1,467%.
Naiknya kembali yield Treasury pada hari ini disebabkan karena investor kembali khawatir dengan inflasi tinggi yang akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan oleh pasar sebelumnya. Selain itu, melonjaknya harga beberapa komoditas energi juga akan mendorong inflasi lebih tinggi.
"Apa yang belum kita lihat adalah kenaikan upah untuk benar-benar menopang inflasi, meskipun terlihat adanya kenaikan upah, tetapi kami melihat hal itu belum seperti pada pra-pandemi." kata Tim Graf, head of macro strategy untuk EMEA di SSGA, dikutip dari CNBC International.
Fokus utama investor pada pekan ini adalah data perubahan pekerjaan periode September oleh ADP yang akan dirilis pada Rabu (6/10/2021) mendatang dan data penggajian non-pertanian (non-farming payroll/NFP) periode September yang akan dirilis pada Jumat (8/10/2021) mendatang.
Para ekonom dalam survei FactSet memperkirakan ada sekitar 475.000 pekerjaan diciptakan pada bulan lalu. Ekonom juga memperkirakan bahwa ada sekitar 475.000 slip gaji yang ditambahkan pada September.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi