Not Bad, Rupiah Juara 2 Asia Hanya Kalah dari Yuan China!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 October 2021 15:20
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Mata uang Ibu Pertiwi pun berjaya di pasar spot.

Pada Senin (4/10/2021), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.276. Rupiah menguat 0,27% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Di pasar spot, US$ 1 dihargai Rp 14.265 kala penutupan perdagangan. Rupiah menguat 0,28%.

Tidak banyak mata uang Asia yang mampu menguat di hadapan dolar AS hari ini. Selain rupiah, hanya yuan China, peso Filipina, dan ringgit Malaysia yang membukukan apresiasi. Penguatan 0,28% membawa rupiah jadi runner-up Asia, di bawah yuan.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning di perdagangan pasar spot pada pukul 15:00 WIB:

Halaman Selanjutnya --> Harga Komoditas Jadi Modal Keperkasaan Rupiah

Laju mata uang Negeri Paman Sam memang sudah lumayan ngebut. Dalam sebulan terakhir, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata yang utama dunia) menguat 2,14%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), indeks ini naik 4,52%.

Oleh karena itu, dolar AS rentan terserang aksi ambil untung (profit taking) dan ini yang sepertinya tengah terjadi. Pada pukul 14:21 WIB, Dollar Index terkoreksi 0,04%.

Buat Negeri Paman Sam sendiri, keperkasaan dolar AS bisa berdampak negatif. Penguatan dolar AS akan membuat produk mereka jadi mahal bagi konsumen di negara lain. Kinerja ekspor AS akan terpukul. Selain itu, keuntungan yang didapat perusahaan multinasional menjadi lebih sedikit kala dikonversikan ke dolar AS.

"Jadi, penguatan dolar AS saar ini akan menciptakan badai yang sempurna (perfect storm). Dampaknya akan ke mana-mana," ujar Simon Harvey, Senior FX Market Analyst di Monex Europe yang berbasis di London (Inggris), seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, penguatan rupiah juga didukung oleh kenaikan harga komoditas andalan ekspor Indonesia. Misalnya minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO).

Pada pukul 14:22 WIB, harga CPO di Bursa Malaysia tercatat MYR 4.550/ton. Naik 1% dari posisi akhir pekan lalu.

Harga CPO masih menjalani tren bullish. Dalam sepekan terakhir, harga naik 3,55% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya adalah 5,06%.

Indonesia adalah negara produsen dan eksportir CPO terbesar dunia. Kenaikan harga komoditas berarti devisa hasil ekspor yang diterima Indonesia akan membengkak. Melimpahnya pasokan valas di perekonomian domestik menjadi pijakan kuat bagi stabilitas rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular