
Sesi 1, IHSG Sukses Bertengger di Atas Level 6.300

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (4/10/2021), dan sukses bertengger di atas level psikologis 6.300, berkat lompatan harga komoditas.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG berakhir di level 6322,439 atau melesat 93,6 poin (+1,5%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,1% ke 6.234,799, indeks acuan utama bursa Indonesia ini terus melesat ke zona hijau tanpa sekalipun mencicipi zona merah.
Level pembukaan tersebut sekaligus menjadi level level terendah hariannya. Aksi beli masif para investor membawa IHSG terus membumbung hingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.329,571 pukul 10.10 WIB.
Mayoritas saham melesat, yakni sebanyak 305 unit, sedangkan 193 lain tertekan, dan 155 sisanya flat. Nilai perdagangan juga meningkat, sebesar Rp 10,7 triliun yang melibatkan 24 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 jutaan kali.
Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 1,1 triliun. Saham yang mereka borong terutama adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 419 miliar dan Rp 160,3 miliar. Keduanya melesat masing-masing sebesar 2,3% dan 4,1% ke Rp 3.990 dan Rp 27.075/unit.
Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 25,7 miliar dan Rp 13 miliar. Kedua saham tersebut masih terhitung naik, sebesar 2% dan 0,4% menjadi Rp 1.285 dan Rp 1.245/saham.
Dari sisi nilai transaksi, BBRI masih meraja dengan total nilai perdagangan Rp 812,5 miliar diikuti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) senilai Rp 389,9 miliar, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 332,6 miliar.
Reli terjadi karena pelaku pasar memanfaatkan momentum krisis energi di berbagai negara maju, untuk memburu saham-saham energi dan komoditas. Langka dan mahalnya harga gas menjadi pemicunya. Pada Minggu kemarin, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, AS) melesat 19,45%. Secara tahun berjalan, harga gas alam telah meroket 118,35%.
Di tengah kenaikan harga gas alam yang juga mengerek harga sumber energi lain seperti batu bara, Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir menjadi diuntungkan. Harga batu bara melesat hingga melewati level psikologis US$200/ton, sehingga memicu aksi beli saham batu bara seperti UNTR.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1