Tembus Level 6.200, IHSG Berhasil Menguat Sepekan

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
Sabtu, 02/10/2021 14:40 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat dan menembus level psikologis 6.200 dalam sepekan, di tengah masuknya investor asing di pasar reguler dan sejumlah sentimen positif dari dalam negeri.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkerek naik 1,37% ke posisi 6.228,85 pada posisi penutupan hari Jumat (1/10/2021) dengan total nilai transaksi Rp 94,49 triliun. Sementara, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencatatkan penguatan hampir 50% atau tepatnya sebesar 48,20% menjadi Rp18,90 triliun ketimbang minggu lalu.


Selama sepekan, asing melakukan beli bersih Rp 4,49 triliun di pasar reguler dan jual bersih Rp 16,07 triliun di pasar negosiasi dan pasar tunai.

Sementara, nilai kapitalisasi pasar IHSG tercatat sebesar Rp 7.644,41 triliun dari Rp 7.538,71 triliun pada pekan lalu.

Pada awal pekan, Senin (27/9/2021), pergerakan IHSG yang ditutup melemah 0,36% masih dibayangi oleh perkembangan kasus krisis likuiditas raksasa properti asal China, Evergrande.

Pelemahan tersebut berlanjut pada Selasa (28/9/2021), ketika indeks acuan saham nasional tersebut turun 0,15%, di tengah memerahnya 330 saham.

Pelemahan selama 2 hari tersebut dibayar dengan lonjakan pada Rabu (29/9/2021) ketika IHSG melesat 0,81% dan pada Kamis (30/9/2021) saat IHSG melambung 2,02% dan menyentuh level psikologis 6.200.

Bursa saham domestik berhasil menguat selama Rabu dan Kamis di tengah sentimen pasar yang kurang mendukung, mulai dari perkembangan kasus Evergrande, bursa saham New York yang 'kebakaran', hingga kontraksi Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) China

Sementara, pada Jumat (1/10/2021), IHSG kembali memerah 0,92%, seiring dengan adanya aksi ambil untung (profit taking) para investor setelah IHSG melonjak pada hari sebelumnya.

Pada Jumat, ada dua rilis data ekonomi domestik yang penting. Pertama adalah indeks PMI manufaktur RI yang tercatat naik menjadi 52,2.

Indeks PMI manufaktur menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di dalam negeri mulai ekspansif seiring dengan pelonggaran yang diterapkan pemerintah di berbagai wilayah.

Rilis data kedua adalah inflasi. BPS melaporkan terjadinya deflasi sebesar 0,04% month on month (mom) di bulan September. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu inflasi tercatat naik 1,6%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor