
Awas Profit Taking IHSG Masih Bisa Lanjut di Sesi II

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada 0,81% ke level 6.236,13 pada sesi I perdagangan hari ini, Jumat (1/10/2021).
Terpantau sebanyak 217 saham, 289 melemah dan 145 stagnan. Nilai transaksi tembus Rp 25,43 triliun terutama didorong oleh besarnya transaksi di pasar negosiasi.
Di pasar reguler asing membukukan beli bersih di saham-saham domestik sebesar Rp 728,92 miliar sedangkan di pasar negosiasi asing net sell sebesar Rp 11,93 triliun.
IHSG sudah menguat dua hari terakhir dengan apresiasi sebesar 0,81% pada 29 September 2021 dan 2,02% kemarin.
Lari IHSG yang terlalu kencang dalam dua hari terakhir juga menimbulkan risiko adanya aksi profit taking yang bisa membuat IHSG ambles.
Ada dua rilis data ekonomi penting hari ini. Pertama adalah indeks PMI manufaktur RI yang tercatat naik menjadi 52,2.
Indeks PMI manufaktur menunjukkan bahwa aktivitas pabrik di dalam negeri mulai ekspansif seiring dengan pelonggaran yang diterapkan pemerintah di berbagai wilayah.
Rilis data kedua adalah inflasi. BPS melaporkan terjadinya deflasi sebesar 0,04% month on month (mom) di bulan September. Namun jika dibandingkan dengan tahun lalu inflasi tercatat naik 1,6%.
Analisa Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).
Berdasarkan indikator teknikal BB, IHSG cenderung bergerak turun menjauhi level resistance terdekatnya di area 6.286. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.200.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 65,94. Sebelumnya RSI sempat menyentuh level 80 dan sudah mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought.
Di sisi lain garis BB juga melebar yang mengindikasikan adanya ruang volatilitas yang tinggi. Overall jika dilihat dari indikator teknikal maka kecenderungan IHSG untuk tertekan di sesi II masih besar.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000