Tak Sekalipun Cicipi Zona Hijau, IHSG Tutup Sesi 1 di 6.236

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Jumat, 01/10/2021 11:56 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah ke zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (1109/2021), menghentikan tren penguatan yang baru terbentuk 2 hari terakhir.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.236,13 atau drop 50,8 poin (-0,8%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,28% ke 6.269,238, indeks acuan utama bursa ini terus menukik ke zona merah tanpa sekalipun mencicipi zona hijau.

Level 6.272,065 di pembukaan menjadi level tertingginya, karena selepas pembukaan pagi IHSG terus tertekan hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.234,583 beberapa detik jelang pukul 11:30 WIB.


Mayoritas saham terkoreksi, yakni sebanyak 289 unit, sedangkan 217 lain menguat, dan 145 sisanya flat. Nilai perdagangan melesat, sebesar Rp 25,42 triliun yang melibatkan 15 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 867.000-an kali.

Lonjakan nilai perdagangan ini terjadi menyusul transaksi negosiasi sebesar Rp 12 triliun di saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), emiten yang hendak dibeli oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) yang baru saja meraih kredit perbankan senilai P 14 triliun.

Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 728,9 miliar. Saham yang mereka borong terutama adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 402,8 miliar dan Rp 75,3 miliar.

Keduanya bergerak berlawanan arah dengan reli BBRI sebesar 1,3% ke Rp 3.900, sedangkan TLKM melemah 0,5% Rp 3.670/unit.

Sebaliknya, aksi jual asing menimpa saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT ABM Investama Tbk (ABMM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 32,6 miliar dan Rp 26,7 miliar. Kedua saham tersebut juga bergerak berlawanan arah dengan koreksi EXCL sebesar 0,3% dan reli ABMM sebesar 4,2% menjadi Rp 3.030 dan Rp 1.250/saham.

Dari sisi nilai transaksi, BBRI masih meraja dengan total nilai perdagangan Rp 776,4 miliar diikuti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) senilai Rp 403,5 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 382,9 miliar.

Koreksi terjadi sebagai bentuk aksi ambil untung (profit taking) pemodal setelah indeks acuan utama bursa tersebut menguat dua hari terakhir. Pasar memanfaatkan sentimen negatif yang datang dari Amerika Serikat (AS) di mana Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq kompak terkoreksi.

Bursa Asia juga cenderung tertekan, di indeks Nikkei Jepang ambruk hingga 2,5% diikuti indeks bursa Taiwan sebesar 2,2%. Sebaliknya reli masih terjadi di bursa Shanghai dan Shenzen China sehingga indeks keduanya menguat masing-masing sebesar 0,9% dan 1,6%.

Pasar juga memantau arah kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Bos The Fed Jerome Powell sebelumnya telah mengatakan bahwa kebijakan pengurangan pembelian obligasi di pasar bisa dijalankan tahun ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor