
Yield Treasury AS Naik, Saham Kebakaran & IHSG Galau

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada pembukaan perdagangan Rabu (29/9/2021) menyusul Wall Street yang ditutup ambrol dini hari tadi.
IHSG dibuka melemah 0,2% ke level 6.100,83. Hingga lima menit pasca perdagangan dibuka indeks masih berada di zona merah dengan koreksi sebesar 0,18%. Namun setelah itu IHSG berhasil rebound dengan penguatan 0,11%.
Data perdagangan mencatat sebanyak 106 saham menguat, 255 saham melemah dan 183 saham stagnan. Nilai transaksi mencapai Rp 817,6 miliar dan asing net buy Rp 39,71 miliar.
Sementara itu saat IHSG terkoreksi, saham yang banyak diborong asing adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan masing-masing net buy sebesar Rp 8,4 miliar dan Rp 6,9 miliar.
Saham yang banyak dilepas asing adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai net sell masing-masing Rp 1,4 miliar dan Rp 694 juta.
Bursa saham AS (Wall Street) babak belur pada perdagangan Selasa waktu setempat.
Indeks Dow Jones merosot 1,6% ke 34.299,99, S&P 500 ambrol 2% ke 4.352,63, dan Nasdaq yang paling parah, jeblok hingga 2,8% ke 14.546,68. Nasdaq mencatat kinerja harian terburuk sejak Maret lalu.
Bursa saham utama Benua Kuning juga kompak bergerak di zona merah pagi ini. Hingga pukul 09.00 WIB, Shang Hai Composite, Hang Seng dan Nikkei melemah lebih dari 1%.
Kenaikan yield treasury AS kembali memicu terjadinya aksi jual di pasar saham. Yield Treasury AS tenor 10 tahun kemarin kembali menanjak 5,55 basis poin ke 1.5461, dan mencapai level tertinggi sejak pertengahan Juni lalu.
"Pasar perlahan tapi pasti melihat realita yield Treasury saat ini jauh lebih rendah dari fundamentalnya. Kebijakan The Fed sedang bergeser, para investor juga merubah posisi mereka, sekaligus, seperti yang cenderung kita lakukan," kata Kathy Jones, kepala strategi aset tetap di Schwab Center for Financial Research, sebagaimana dilansir CNBC International.
Masalah politik klasik di AS, batas utang, juga membebani sentimen pelaku pasar. Amerika Serikat masih terancam mengalami shutdown. Kongres AS harus menyetujui Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) pada Jumat mendatang untuk menghindari shutdown.
Selain itu, Menteri Keuangan Janet Yellen juga mengatakan Kongres AS harus menyetujui kenaikan batas utang pada 18 Oktober agar Amerika Serikat terhindar dari gagal bayar (default).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000