Ngeri! Covid-19 Singapura Lewati Indonesia, Cek Kurs Dolarnya

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 September 2021 10:22
FILE PHOTO: A Singapore dollar note is seen in this illustration photo May 31, 2017.     REUTERS/Thomas White/Illustration/File Photo
Foto: Dollar Singapur (REUTERS/Thomas White)

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) di Singapura masih terus menanjak dan memecahkan rekor tertinggi sepanjang pandemi.

Penambahan kasus harian di Singapura kemarin bahkan lebih tinggi ketimbang di Indonesia. Alhasil, dolar Singapura masih berada di dekat level terendah dalam lebih dari 7 bulan terakhir.

Pada perdagangan Senin (27/9), pukul 10:42 WIB, SG$ 1 setara Rp 10,545,78, dolar Singapura menguat 0,15% di pasar spot melansir data Refinitiv. Pada Kamis pekan lalu, Mata Uang Negeri Merlion ini menyentuh level Rp 10.506,12/SG$ yang merupakan level terdnah sejak 17 Februari.

Posisi dolar Singapura yang cukup murah tersebut tentunya memicu aksi beli, yang membuatnya menguat hari ini. Selain itu meski kasus Covid-19 terus menanjak, tetapi sekitar 98% merupakan orang tanpa gejala (OTG) atau dengan gejala ringan. Semua itu berkat vaksinasi yang dilakukan. Saat ini sudah lebih dari 80% warga Singapura mendapat vaksinasi penuh.

Kemarin, pemerintah Singapura melaporkan penambahan kasus sebanyak 1.939 orang, yang merupakan rekor tertinggi sejak pandemi. Di saat yang sama, kasus di Indonesia bertambah sebanyak 1.760 orang. Artinya, penambahan kasus harian di Singapura kini lebih tinggi ketimbang di Indonesia.

Puncak kasus di Indonesia terjadi pada pertengahan Juli lalu, ketika penambahan kasus per hari lebih dari 56.000 orang.

Sementara di Singapura, kenaikan kasus diperkirakan akan terus terjadi. Sebelumnya, kasus Covid-19 diperkirakan akan menembus 2.000 orang per hari di awal Oktober. Tetapi melihat angka terbaru, bisa jadi akan ditembus satu atau dua hari ke depan. Bahkan, pejabat kesehatan memprediksi penambahan kasus bisa mencapai 6.000 orang per hari.

Akibat kenaikan tersebut, Pemerintah kembali melakukan pengetatan pembatasan sosial. Mulai hari ini, pekerja kembali work from home (WFH), kemudian makan di tempat (dine in) restoran dan pertemuan jumlahnya kembali dikurangi. Sekolah Dasar juga kembali menerapkan belajar online secara bergantian.

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi infeksi harian. Meski mayoritas merupakan OTG dan bergejala ringan, tetapi dengan laju kenaikan yang meningkat tajam, jumlah pasien yang sakit berat juga menambah signifikan, sehingga beban fasilitas kesehatan meningkat.

"Ini keputusan yang sangat sulit bagi, kami tahu ini akan berdampak besar ke dunia usaha dan masyarakat" kata Menteri Perdagangan, Gan Kim Yong, yang juga wakil ketua satuan tugas Covid-19.

"Yang kita lakukan kemungkinan tidak akan langsung menurunkan penambahan kasus harian, tetapi pengetatan akan membantu kita memperlambat penyebaran dan menghindari melonjaknya beban kerja tenaga kesehatan kita," tambahnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Singapura Tak Ketatkan 'PPKM', Dolarnya Menguat Tajam

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular