
Investor Kembali Cemas, Yield Mayoritas SBN Berbalik Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) berbalik menguat pada perdagangan Jumat (24/9/2021) akhir pekan ini, karena investor kembali dikhawatirkan oleh kabar terbaru dari krisis likuiditas Evergrande.
Mayoritas investor mulai kembali memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan melemahnya imbal hasil (yield). Hanya SBN bertenor 5, 10, dan 15 tahun yang masih cenderung dilepas oleh investor dan mengalami penguatan yield.
Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 5 tahun naik 6,2 basis poin (bp) ke level 4,915%, sedangkan yield SBN berjatuh tempo 15 tahun menguat 2,4 bp ke level 6,313%. Sementara, yield SBN bertenor 10 tahun yang merupakan yield acuan obligasi negara masih menguat 0,5 bp ke level 6,238% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor yang sebelumnya mulai optimis, kembali khawatir setelah pemerintah China mengatakan kepada pejabat lokal untuk bersiap menghadapi kondisi terburuk dari krisis likuiditas Evergrande.
Wall Street Journal melaporkan bahwa pemerintah China mengingatkan kepada pejabat lokal untuk mengantisipasi dampak Evergrande. Hal ini terjadi karena masih belum ada kepastian seputar kemampuan perseroan pembayaran kewajibannya dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS).
Pemerintahan Xi Jinping juga mengatakan bahwa pejabat lokal hanya boleh turun tangan disaat menit-menit terakhir untuk mencegah efek domino kasus tersebut. Laporan WSJ menunjukkan kemungkinan pemerintah pusat masih memiliki keinginan untuk menyelamatkan Evergrande, terlepas dari implikasi globalnya.
Alhasil, reaksi pasar yang kembali khawatir ini membuat pasar saham Asia secara mayoritas ditutup kembali melemah, di mana indeks Hang Seng dan Shanghai menjadi yang paling terdampak dari reaksi tersebut.
Di lain sisi, pergerakan yield SBN pada hari ini cenderung berbanding terbalik dengan yield obligasi pemerintah AS (Treasury) yang terpantau menguat pada pagi hari waktu AS. Namun untuk pergerakan yield SBN bertenor 10 tahun, yang merupakan obligasi acuan negara sejalan dengan pergerakan Treasury dengan tenor yang sama pada hari ini.
Dilansir data dari CNBC International, yield Treasury acuanbertenor 10 tahun terpantau menguat tipis 0,1 bp ke level 1,411% pada pukul 07:12 pagi waktu AS, dari sebelumnya pada penutupan Kamis (23/9/2021) kemarin di level 1,41%.
Pasar obligasi AS telah mengalami kenaikan harga yang lebih tinggi pada awal pekan ini menyusul kekhawatiran investor terkait krisis likuiditas Evergrande akan gagal bayar. Tetapi sentimen itu telah berubah dalam beberapa hari terakhir.
Kenaikan yield Treasury bertenor 10 tahun hingga mencapai level tertingginya selama dua bulan terakhir pada Kamis kemarin didukung oleh pernyataan dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bahwa pihaknya akan segera mengurangi stimulus.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi