IHSG Selamat dari Gerogotan Koreksi di Penutupan Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
24 September 2021 12:00
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjutkan penguatan pada perdagangan sesi pertama Jumat (24/9/2021), meski sempat digoyang koreksi sejam sebelum penutupan.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.142,726 atau bertambah 0,014 poin pada penutupan siang. Dibuka melemah tipis sebesar 0,01% ke 6.142,287, indeks acuan utama bursa ini langsung berbaik menguat dan menyentuh level tertingginya pada 6.163,884 pukul 09:00 WIB.

Namun penguatan tersebut tergerus mulai pukul 10:00 WIB, sehingga IHSG kembali menyentuh zona merah dan bahkan mencapai titik terendahnya pada 6.133,399 yang dicetak pukul 11:00 WIB. Mayoritas saham melemah, yakni sebanyak 288 unit, sedangkan 225 lain menguat, dan 142 sisanya flat.

Nilai perdagangan bertambah ke kisaran Rp 8 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan 898.000-an kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) nyaris Rp 1 triliun, tepatnya Rp 944,5 miliar.

Sama seperti kemarin, saham yang mereka buru terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 672,1 miliar dan Rp 84,9 miliar. Keduanya bergerak berlawanan dengan reli BBRI sebesar 0,8% ke Rp 3.800 dan koreksi BUKA sebesar 0,6% ke Rp 880/unit.

Sebaliknya, aksi jual menimpa saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dengan nilai penjualan bersih sebesar Rp 19 miliar dan Rp 15,9 miliar. Kedua saham tersebut melemah, masing-masing sebesar 1,65% dan 0,67% ke Rp 5.975/saham dan Rp 298/saham.

Dari sisi nilai transaksi, BBRI masih meraja dengan total nilai perdagangan Rp 1,4 triliun diikuti PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 421,7 miliar dan ADRO senilai Rp 277,3 miliar.

Reli terjadi setelah pemerintah China serius menangani permasalahan keuangan Evergrande, dengan menyuntikkan ratusan triliun rupiah ke sistem keuangan China untuk menekan kekhawatiran pasar terhadap efek kesulitan likuiditas Evergrande Group.

Pemerintah China melalui bank sentralnya menyuntikkan dana sebesar 120 miliar yuan (US$ 18,6 miliar) atau Rp 264 triliun lebih ke sistem perbankan lewat reverse repurchase agreements. Secara net, suntikan yang diberikan PBoC mencapai 90 miliar yuan.

Namun, investor global masih menunggu apakah perseroan akan membayar bunga obligasi, senilai US$ 83 juta yang akan jatuh tempo pada Kamis. Pemerintah China menegaskan Evergrande untuk menghindari gagal bayar (default) obligasi berbasis dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular