Asing Borong BBRI Ratusan Miliar, IHSG Dibuka di Menguat
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah tipis 0,01% ke 6.142,29. Namun selanjutnya IHSG bergerak di zona hijau.
Hingga pukul 09.05 WIB, IHSG tercatat mengalami apresiasi sebesar 0,15%. Data perdagangan mencatat ada sebanyak saham 199 menguat, 137 melemah dan sisanya 196 stagnan.
Nilai transaksi mencapai Rp 1,07 triliun dan asing membukukan net buy sebesar Rp 245,62 miliar.
Saham yang banyak dikoleksi asing di awal perdagangan adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan net buy mencapai Rp 225 miliar dan saham PT Bukalapak,com Tbk (BUKA) dengan aksi beli bersih mencapai Rp 4,1 miliar.
Sementara itu saham yang banyak dilepas asing di awal perdagangan adalah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan net sell mencapai Rp 9,2 miliar dan saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) yang dilego asing sebesar Rp 2,6 miliar.
IHSG mampu menghijau ketika bursa saham Asia bergerak variatif. Indeks Nikkei mengalami kenaikan hampir 2% setelah kembali buka pasca libur. Namun indeks Asia lain yang sebelumnya sudah menguat kini bergerak di zona merah.
Indeks Hang Seng turun 0,34%. Indeks Shang Hai Composite melemah 0,16% dan indeks Straits Times turun tipis 0,04% pada 08.50 WIB.
Sebenarnya Wall Street dini hari tadi ditutup dengan ceria. Semua indeks acuan berhasil finish di zona hijau dengan apresiasi lebih dari 1% masing-masing.
Melesatnya bursa saham AS tersebut salah satunya didorong oleh sentimen dari krisis keuangan Evergrande yang mulai memudar, meskipun pelaku pasar juga masih perlu memantau perkembangannya.
Sentimen membaik setelah pemerintah China serius menangani permasalahan keuangan Evergrande, di mana pemerintah China telah memberikan bantuan dana hingga ratusan triliun rupiah ke sistem keuangan China. Hal ini dilakukan untuk menekan kekhawatiran pelaku pasar terhadap krisis perusahaan properti terbesar kedua di China, Evergrande Group.
Pemerintah China melalui PBoC mengaku telah menyuntikkan dana sebesar 120 miliar yuan (US$ 18,6 miliar) atau Rp 264 trilun lebih ke sistem perbankan lewat reverse repurchase agreements. Secara net, suntikan yang diberikan PBoC mencapai 90 miliar yuan.
Namun, yang masih perlu diamati oleh pelaku pasar terkait Evergrande adalah pembayaran obligasi senilai US$ 83 juta yang akan jatuh tempo pada Kamis. Pemerintah China menegaskan Evergrande untuk menghindari gagal bayar (default) obligasi berbasis dolar AS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps/hps)