Belum Puas Naik, IHSG Bisa Lanjut Ngegas Sesi 2

Tri Putra, CNBC Indonesia
23 September 2021 13:15
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) konsisten bergerak di zona hijau pada perdagangan sesi pertama Kamis (23/9/2021), mengikuti tren penguatan di bursa global menyusul munculnya titik terang persoalan Evergrande di China.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.134,315 atau lompat 26 poin (+0,43%) pada penutupan siang. Dibuka menguat 0,15% ke 6.117,643, indeks acuan utama bursa ini meninggalkan level terendah hariannya pada sesi pembukaan tersebut.

Selanjutnya, IHSG terus melesat hingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.141,484 yang dicetak pukul 09:30 WIB. Mayoritas saham menghijau, yakni sebanyak 268 unit, sedangkan 219 lain melemah, dan 165 sisanya flat.

Nilai perdagangan masih lumayan tinggi di kisaran Rp 7,8 triliun yang melibatkan 16 miliaran saham yang berpindah tangan 948.000-an kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) nyaris setengah triliun, tepatnya Rp 481,4 miliar.

Reli terjadi mengikuti tren global di mana Wall Street dan bursa Asia pagi ini bergerak di zona hijau, setelah bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 0-0,25%.

The Fed juga menyatakan bahwatapering(pengurangan suntikan likuiditas ke pasar) dapat dilakukan pada pertengahan tahun 2022, sehingga menghapus kekhawatiran yang sebelumnya muncul bahwa kebijakan tersebut bakal dipercepat dan memicu gejolak pasar (taper tantrum).

Sementara itu dari proyeksi pertumbuhan ekonomi AS atau dot plot, pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini menjadi 5,9% menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan bakal mempertahankan kebijakan moneter ekstra longgar lebih lama.

Dari China, krisis likuiditas Evergrande menunjukkan titik terang setelah pihak manajemensecara resmi menyatakan akan membayar kewajibannya tepat waktu.

IHSG TeknikalFoto: Putu/CNBC Indonesia
IHSG Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas bawah maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung terapresiasi.

Untuk melanjutkan tren bullish atau penguatan, indeks perlu melewati level resistance yang berada di area 6.180. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.113.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 61 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli maupun jenuh jual akan tetapi RSI terkonsolidasi naik setelah sebelumnya mendekati level jenuh jual yang menunjukkan Indeks berpeluang menguat.

Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas bawah, maka pergerakan selanjutnya cenderung bullish. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang terkonsolidasi naik.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular