
IHSG Sukses Balik ke Level Psikologis 6.100 di Closing Sesi 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menguat pada penutupan perdagangan sesi pertama Rabu (22/9/2021), mengikuti tren penguatan di bursa global yang dipicu aksi serok saham yang terobral dua hari terakhir.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.106,309 atau lompat 45,55 poin (+0,75%) pada penutupan siang. Dibuka melemah sangat tipis ke 6.060,305, indeks acuan utama meninggalkan level terendah hariannya pada sesi pembukaan tersebut pada 6.060,305.
Mayoritas saham menghijau, yakni sebanyak 297 unit, sedangkan 197 lain melemah, dan 149 sisanya flat. Nilai perdagangan menggelembung menjadi Rp 8,5 triliun yang melibatkan 13 miliaran saham yang berpindah tangan 884.000-an kali. Investor asing mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 306,5 miliar.
Saham yang mereka buru terutama adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 164,3 miliar dan Rp 122,6 miliar. Keduanya melesat 1% lebih ke Rp 3.610 dan Rp 32.800/unit.
Sebaliknya, aksi jual menimpa saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai penjualan bersih masing-masing Rp 27,3 miliar dan Rp 17 miliar. Kedua saham tersebut bergerak berlawanan arah di mana EXCL turun 0,3% ke Rp 3.010/saham sedangkan BMRI menguat 0,42% menjadi Rp 6.000/saham.
Dari sisi nilai transaksi, BBRI masih meraja dengan total nilai perdagangan Rp 971 miliar diikuti PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 353,1 miliar dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) senilai Rp 245,9 miliar.
Reli terjadi mengikuti tren global di mana Wall Street dan bursa Asia pagi ini bergerak di zona hijau, setelah kecemasan seputar penyebaran virus Covid-19 varian delta dan kekhawatiran tentang efek sistemik kasus gagal Bayar Evergrande berkurang.
Kekhawatiran terkait dengan risiko penyebaran virus Covid-19 varian delta yang kian meluas juga mulai berkurang, setelah Johnson & Johnson melaporkan bahwa suntikan vaksinnya memiliki efektivitas hingga 94%. Saham farmasi global ini dibuka naik 0,5%.
September secara historis menjadi bulan yang volatil bagi bursa global, terutama dengan reli indeks S&P 500 yang sepanjang tahun berjalan telah mencapai 16%. Meski demikian, beberapa perencana investasi pada Senin kemarin telah mengingatkan bahwa koreksi yang terjadi hari itu sudah terlalu dalam dan membuka peluang beli.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1