
Dikepung Berita Buruk, Harga Minyak Kok Masih Bisa Naik Ya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan pagi ini. Namun kenaikan harga si emas hitam relatif terbatas karena investor khawatir terhadap risiko penurunan permintaan.
Pada Rabu (22/9/2021) pukul 07:27 WIB, harga minyak jenis brent berada di US$ 74,52/barel. Naik 0,22% dibandingkan sehari sebelumnya.
Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 70,74/barel. Bertambah 0,35%.
"Pasar terlihat grogi. Ada kecemasan akan prospek permintaan yang suram," ujar Phil Flynn, Senior Analyst di Price Futures yang berbasis di Chicago, seperti diberitakan Reuters.
Kantor berita TASS di Rusia mengabarkan permintaan minyak dunia kemungkinan tidak bakal pulih seperti 2019, masa sebelum pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), mengutip dokumen rencana anggaran negara Rusia untuk 2022. Pandemi menyebabkan luka yang terlalu dalam, butuh waktu lama untuk sembuh. Saat luka itu sembuh, maka peta permainan energi dunia akan berubah di mana sumber energi fosil akan memainkan peran yang lebih sedikit seiring peningkatan penggunaan energi baru-terbarukan.
Halaman Selanjutnya --> Evergrande Effect Terasa di Pasar Komoditas
Selain itu, efek risiko kebangkrutan yang dialami Evergrande di China masih terasa. Dikhawatirkan jika Evergrande jatuh maka bakal berdampak sistemik ke seluruh sektor keuangan, termasuk pasar komoditas.
"Investor cemas Evergrande akan memicu efek domino yang menghantam pasar saham dan komoditas. Namun dengan kenyataan bahwa perbankan besar di China adalah milik negara, ini menjadi harapan bahwa guncangan akibat Evergrande bisa teredam," kata Nishant Bhushan, Oil Markets Analyst di Rystad Energy, seperti dikutip dari Reuters.
Kemudian, pasokan minyak di Teluk Meksiko mulai berangsur normal setelah sempat mandek karena serangan Badai Ida. Kini tinggal 18% produksi di Teluk Meksiko yang masih belum beroperasi. Tambahan pasokan dari AS membuat harga minyak susah naik banyak.
Akan tetapi, ada faktor yang ternyata cukup ampuh mengatrol harga minyak. Negara-negara anggota OPEC seperti Nigeria, Angola, dan Kazakhstan kesulitan menaikkan produksi karena minimnya peremajaan fasilitas dan hambatan terkait pandemi virus corona. Sentimen ini ternyata cukup untuk membuat harga minyak masih bisa naik, meski relatif terbatas.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Pasokan Libya Bikin Panas Harga Minyak