Raksasa Properti China Mau Bangkrut, Bursa Hong Kong Ambles!
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Hong Kong terjun bebas pada perdagangan sesi pertama di awal pekan ini. Penyebabnya, muncul ketakutan pelaku pasar saham akan masa depan perusahaan properti raksasa China, yaitu Evergrande, yang saat ini di ambang kebangkrutan.
Dilansir dari AFP, Senin (20/9/2021), indeks saham utama Hang Seng terjun bebas 4,05% atau 1.009,48 poin, menjadi 23.911,28.
Penurunan indeks Hang Seng ini disebut menjadi yang terbesar, dibandingkan indeks-indeks saham di Asia pada hari ini. Para pengamat memprediksi, Evergrande tidak bisa membayar bunga utang dan obligasi yang jatuh tempo pekan ini.
Masa depan Evergrande penuh ketidakpastian, karena memiliki utang lebih dari US$ 300 miliar, atau lebih dari Rp 4.260 triliun. Kondisi ini membuat saham-saham perusahaan properti dan perbankan di bursa Hong Kong terkena aksi jual dari investor.
Saham Evergrande tercatat turun hampir 17%. Sementara perusahaan properti lain seperti New World Development dan Henderson Land, masing-masing turun 10% lebih.
Selain sentimen Evergrande, fokus investor global pada pekan ini adalah rapat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) periode September 2021, di mana pelaku pasar akan memantau rapat tersebut untuk melihat petunjuk tentang pengurangan pembelian obligasi atau tapering dan pengetatan kebijakan moneter.
Investor akan memantau akan ke mana kebijakan tapering (pengurangan pembelian aset oleh bank sentral AS): apakah dipercepat menjadi November atau ditunda menjadi tahun depan karena jumlah slip gaji Agustus lalu hanya bertambah 235.000, atau jauh di bawah ekspektasi pasar.
(wed/tas)