Jelang RDG BI dan FOMC The Fed, IHSG Terkapar di Zona Merah
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkapar di zona merah pada penutupan perdagangan sesi pertama Senin (20/9/2021), mengikuti tren koreksi di bursa global setelah inflasi di Amerika Serikat (AS) diyakini bakal terus naik.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.061,406 atau turun 71,8 poin (-1,17%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,02% ke 6.132,034, indeks acuan utama bursa ini konsisten menukik hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.057,199 beberapa menit jelang penutupan sesi pertama.
Mayoritas saham terkoreksi, yakni sebanyak 385 unit, sedangkan 132 lain masih menguat, dan 139 sisanya flat. Nilai perdagangan masih tipis, sebesar Rp 6,4 triliun yang melibatkan 16 miliaran saham yang berpindah saham sebanyak 860.000-an kali. Investor asing mencetak penjualan bersih (net sell) senilai Rp 40,9 miliar.
Saham yang mereka jual terutama adalah saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 21,8 miliar dan Rp 18,6 miliar. Keduanya anjlok sebesar 2,8% dan 1,65% ke Rp 5.150 dan Rp 5.950/unit.
Sebaliknya, aksi beli asing menimpa saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 37,6 miliar dan Rp 33,6 miliar. Kedua saham tersebut bergerak berlawanan arah dengan reli BBCA sebesar 0,5% dan koreksi TLKM sebesar 0,85% menjadi Rp 32.775 dan Rp 3.500/saham.
Dari sisi nilai transaksi, BBRI masih meraja dengan total nilai perdagangan Rp 550,2 miliar diikuti PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 367,8 miliar dan PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) senilai Rp 284,9 miliar.
Koreksi terjadi di tengah pergerakan variatif bursa Asia, setelah bursa saham Amerika Serikat (AS) pagi tadi ditutup variatif. Investor global memperkirakan inflasi tinggi masih akan terjadi mengikuti kenaikan aktivitas belanja ritel warga AS.
Kabar baik seputar penanganan pandemi tidak cukup membantu IHSG menguat. Per Minggu (19/9/2021), kasus baru Covid-19 di Indonesia masih fluktuatif meski cenderung menurun selama beberapa pekan terakhir.
Kemarin, tercatat ada tambahan 2.234 kasus baru. Namun kasus aktif yang masih dirawat berkurang 4.097 orang, menjadi 60.969 orang. Dengan demikian, maka total kasus Covid-19 di Indonesia secara total menjadi 4.190.763 orang.
Pasar cenderung memperhatikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pada Selasa nanti mengenai kebijakan moneter sebulan ke depan. Polling Reuters memperkirakan suku bunga acuan nasional (BI 7-Day Reverse Repo Rate) bakal dipertahankan di level 3,5%.
Pasar akan memantau apakah akan ada kebijakan-kebijakan tambahan yang dipersiapkan bank sentral untuk mengerem efek buruk dari kebijakan tapering (pengurangan pasokan likuiditas di pasar oleh bank sentral Amerika Serikat/AS).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)