Perusahaan China Rontok, Mayoritas Bursa Asia Merah

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
17 September 2021 08:46
bursa saham asia
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia dibuka melemah pada perdagangan Jumat (17/9/2021), karena investor bereaksi terhadap data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tercatat beragam pada malam kemarin.

Hanya indeks Nikkei Jepang yang dibuka di zona hijau pada pagi hari ini, indeks saham Negeri Sakura tersebut dibuka menguat 0,33%.

Sementara sisanya kembali dibuka melemah pada pagi hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka melemah 0,58%, Shanghai Composite China turun tipis 0,04%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,2%, dan KOSPI Korea Selatan terdepresiasi 0,22%.

Investor di Asia akan mengamati pergerakan pasar saham Hong Kong, setelah sepanjang pekan ini indeks Hang Seng ambles nyaris 6% di tengah kekhawatiran pengetatan peraturan di sektor teknologi dan kasino.

Selain itu, seputaran dari masalah keuangan raksasa properti China, China Evergrande Group diperkirakan masih akan menjadi perhatian investor di Asia pada hari ini.

Sebelumnya, China Evergrande terancam mengalami gagal bayar (default) bunga pinjaman yang akan jatuh tempo pada Senin (20/9/2021) pekan depan, di mana Evergrande disebut memiliki kewajiban mencapai US$ 305 miliar.

Dua lembaga pemeringkat international, yakni Fitch Ratings dan S&P pun sudah memangkas peringkat utang Evergrande, di mana S&P memangkas dari sebelumnya CC menjadi CCC dengan outlook negatif. Sedangkan Fitch juga memangkas rating utang Evergrande dari sebelumnya CC menjadi CCC+.

Sementara itu dari AS, tiga indeks utama ditutup cenderung melemah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,18% ke level 34.751,32m S&P 500 berkurang 0,16% ke 4.473,75. Namun Nasdaq Composite masih bisa menguat 0,13% ke posisi 15.181,92.

Tiga indeks ini menghabiskan hampir sepanjang hari perdagangan di zona merah. Namun koreksi itu menipis begitu data penjualan ritel dirilis.

Pada Agustus 2021, penjualan ritel di Negeri Adidaya tumbuh 0,7% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Jauh membaik ketimbang Juli 2021 yang minus 1,8% mtm. Juga jauh lebih baik dari konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan minus 0,8%.

"Konsumsi di AS tidak berkurang sebanyak yang diperkirakan. Ekonomi masih bergeliat," ujar Chris Low, Kepala Ekonom FHN Financials yang berbasis di New York, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular