Warga Singapura Santai Hadapi Corona, Dolarnya Jadi Perkasa
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Singapura menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (15/9), padahal kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) masih terus mencatat rekor tertinggi dalam satu tahun terakhir.
Melansir data dari Refinitiv, dolar Singapura pagi ini sempat menguat 0,18% ke Rp 10.617/SG$. Dalam beberapa hari terakhir, mata uang Negeri Merlion ini memang naik turun, tetapi secara tren masih menunjukkan kenaikan. Padahal, kasus Covid-19 di Singapura kembali naik tajam.
Kemarin, pemerintah Singapura melaporkan kasus penyakit akibat virus corona bertambah sebanyak 823 orang, jauh naik dari hari sebelumnya 607 orang. Penambahan kasus saat ini masih menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2020, saat itu kasus Covid-19 sempat bertambah lebih dari 900 orang dalam sehari.
Meski demikian, dolar Singapura masih tetap kuatnya. Resepnya adalah vaksinasi yang masif. Hingga saat ini, lebih dari 80% warga Singapura sudah mendapat vaksinasi penuh. Dan masyarakatnya sudah santai menghadapi virus corona.
"Di Singapura, warga mulai sudah santai melihat penambahan kasus Covid-19 yang meninggi. Mereka sudah sadar, peningkatan kasus bukan berarti rumah sakit penuh atau menimbulkan penyakit parah hingga meninggal," kata Dale Fisher, profesor di National University Singapore kepada ABC, sebagaimana dikutip The Guardian.
Kementerian Kesehatan Singapura (Ministry of Health/Moh) melaporkan dalam 28 hari terakhir sebanyak 98,1% dari total kasus merupakan positif tanpa gejala atau dengan gejala ringan. Kemudian sebanyak 114 orang membutuhkan bantuan oksigen.
Pemerintah Singapura juga enggan kembali mengetatkan kebijakan pembatasan sosial, bahkan berencana akan kembali melonggarkannya. Pemerintah Singapura sudah merubah fokusnya ke strategi jangka panjang, yakni hidup bersama virus corona. Sehingga, pembatasan sosial tidak makin diperketat.
Menteri Keuangan Singapura, Lawrence Wong, mengatakan keputusan pelonggaran akan dilakukan dalam 2 hingga 4 pekan ke depan, dengahn melihat seberapa banyak pasien yang berada di ICU.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)