Bursa Asia Ditutup Positif, tapi Hang Seng-Shanghai kok Drop?

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
14 September 2021 17:05
An investor looks at an electronic board showing stock information at a brokerage house in Shanghai, China July 6, 2018. REUTERS/Aly Song
Foto: REUTERS/Aly Song

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia ditutup menghijau pada perdagangan Selasa (14/9/2021), di mana pasar saham China dan Hong Kong ditutup ambruk di tengah antisipasi investor global atas kebijakan China memperketat aturan terhadap perusahaan game dan pendidikan.

Indeks Nikkei Jepang ditutup melesat 0,73% ke level 30.670,1, Straits Times Singapura naik 0,2% ke 3.080,37, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,67% ke 3.148,83, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir menguat 0,67% ke 6.129,09.

Sementara untuk indeks Hang Seng Hong Kong ditutup ambles 1,21% ke level 25.502,23 dan Shanghai Composite China berakhir ambruk 1,42% ke 3.662,6.

Indeks Hang Seng dan Shangai ditutup ambles, diperberat oleh saham sektor properti setelah salah satu perusahaan raksasa properti China dilaporkan terancam gagal membayar utang (default).

Perusahaan Evergrande Group dilaporkan terancam gagal membayar utang, karena perusahaan tidak mampu menjual aset properti yang dimiliki untuk melunasi utang sebesar US$ 300 miliar atau sekitar Rp 4.275 triliun.

Alhasil di Hong Kong, saham Evergrande sendiri ditutup ambruk hingga lebih dari 11% pada hari ini. Selain itu, bursa Shanghai juga menghentikan perdagangan obligasi korporasi Evergrande, di tengah ayunan liar dalam harganya.

Hal itu dapat meningkatkan risiko yang sama bagi perusahaan pengembang swasta China lainnya, bahkan mungkin saja dapat berdampak kepada perusahaan properti di beberapa negara lainnya, terutama di negara berkembang (emerging market).

Di lain sisi, kembali diperketatnya aturan terhadap perusahaan game dan pendidikan online di China juga turut memperberat pasar saham Hong Kong dan China pada hari ini.

Meskipun pasar saham China dan Hong Kong ambruk pada hari ini, namun investor di Asia mayoritas bersikap optimis pada hari ini.

Di Jepang, indeks Nikkei ditutup positif setelah adanya kemajuan dalam tingkat vaksinasi di Negeri Sakura tersebut dan meningkatkan harapan untuk pembukaan kembali ekonomi.

Pemerintah Jepang mengklaim bahwa masyarakat yang sudah divaksin lengkap sudah mencapai lebih dari 50% per hari ini.

Bursa Asia pada hari ini juga cenderung mengikuti pergerakan bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/9/2021) waktu setempat atau dini hari tadi waktu Indonesia.

Dow Jones ditutup melesat 0,76% ke level 34.869,63 dan S&P 500 menguat 0,23% ke 4.468,73. Sedangkan untuk Nasdaq berakhir melemah tipis 0,07% ke level 15.105,58.

Sepekan ini, perhatian investor global akan terpaku pada Indeks Harga Konsumen (IHK) AS per Agustus, yang akan dirilis pada malam nanti, di mana ekonom dalam survei FactSet memperkirakan angka inflasi akan melonjak 5,3% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Sebelumnya, indeks harga produsen (producer prices index/PPI) Agustus meningkat 8,3% (tahunan), menjadi yang tercepat sejak November 2010. Secara bulanan PPI naik 0,7%, di atas estimasi Dow Jones sebesar 0,6%.

Namun pada hari ini, kontrak berjangka (futures) indeks saham Amerika Serikat (AS) cenderung flat setelah kemarin cenderung menguat.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular