Sempat Fluktuatif, IHSG Mantap Akhiri Sesi 1 di Zona Hijau

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Jumat, 10/09/2021 12:16 WIB
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Membalik tren 4 hari teakhir,Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berayun ke zona hijau di penutupan sesi pertama Jumat (10/9/2021) di tengah aksi beli saham-saham unggulan terutama yang terkait dengan komoditas mineral.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.098,046 atau menguat 29,8 poin (+0,49%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,15% ke 6.059,155, indeks acuan utama bursa ini bergerak fluktuatif dan sempat anjlok hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.047,609 pukul 09:15 WIB.

Fluktuasi berlanjut hingga lepas pukul 10:00 WIB di mana IHSG merangkak pasti memasuki zona hijau hingga kemudian melesat dan menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.101,670 beberapa menit jelang penutupan sesi pertama.


Gelombang aksi beli menimpa 261 saham, sementara 220 lainnya melemah, dan 162 sisanya flat. Investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy) dengan nilai signifikan, senilai Rp 157,35 miliar, dari total nilai transaksi harian sebesar Rp 6,4 triliun sebanyak 17 miliar saham yang berpindah tangan 895 ribuan kali.

Saham yang diburu investor asing terutama adalah PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 41,6 miliar dan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai Rp 35,5 miliar. Keduanya melesat dengan kenaikan harga 4,5% (625 poin) untuk ARTO menjadi Rp 14.625/saham, dan 2,45% (125 poin) untuk INCO menjadi Rp 5.225/unit.

Sebaliknya, aksi jual asing mendera saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra International Tbk (ASII) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 33,2 miliar dan Rp 13,6 miliar. Saham BMRI nyaris 2% menjadi Rp 6.225/unit, sedangkan saham ASII flat di angka Rp 6.225/unit.

Meski demikian, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) memimpin dari sisi total transaksi dengan total perdagangan Rp 760 miliar. Saham BUMN tambang ini melesat 6,15% (+150 poin) menjadi Rp 2.590/unit, disusul ARTO yang ditransaksikan senilai total Rp 314,5 miliar.

Aksi beli asing terhadap saham tambang mineral terjadi di tengah perkiraan kenaikan harga nikel dunia menyusul lonjakan permintaan akibat bullish mobil listrik. Sebagaimana diketahui, mobil listrik mengonsumsi enam kali logam lebih banyak dari mobil konvensional, menurut International Energy Agency (IEA).

Harga nikel kemarin melonjak menembus level psikologis 20.000, setelah menguat 2,4% menjadi US$ 20.185/ton. Permintaan nikel datang dari penjualan mobil listrik dunia yang terus bertumbuh dengan pesat.

Penjualan mobil listrik dunia pada semester-I 2021 meroket 160% year-on-year (yoy). Fastmarkets memperkirakan penjualan mobil listrik ini akan terus meningkat seiring dengan wacana pengurangan emisi karbon dunia dalam menghadapi perubahan iklim global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor