Sentimen Pasar Masih Buruk, Dow Futures Tertekan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) tetekan pada Kamis (9/9/2021), karena investor masih berhati-hati memantau efek penyebaran virus Covid-19 varian delta terhadap pembukaan kembali ekonomi.
Kontrak futures indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 85 poin dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 dan Nasdaq juga melemah, masing-masing sebesar 0,2%.
Saham Cisco melemah di sesi pra-pembukaan setelah Morgan Stanley menurunkan peringkat saham tersebut. Sementara itu, saham GameStop drop 7% bahkan setelah perseroan merilis kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menggelar rapat pada 21-22 September, yang memicu investor berspekulasi akan ada pengumuman mengenai langkah pengurangan pembelian surat utang di pasar, yang selama ini dijalankan dengan nilai US$ 120 miliar per bulan..
"Mungkin tak akan berakhir sekarang. Tapi jika memang berakhir, ia akan berakhir dengan buruk," tulis Savita Subramanian, Kepala Perencana Saham dan Kuantitatif Bank of America, dalam laporan riset yang dikutip CNBC International. Dia memprediksi indeks S&P 500 masih akan menguat 2% dari sekarang ke penghujung 2021, atau pada level 4.600.
Pasar masih belum pulih sejak rilis data tenaga kerja Agustus yang ternyata lebih buruk dari ekspektasi. Hari ini, rilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan akan disorot. Polling Dow Jones mengekspektasikan 335.000 orang mengajukan klaim tunjangan pengangguran per pekan lalu, atau membaik dari pekan sebelumnya sebanyak 340.000.
Dalam "Beige Book", laporan hasil survei aktivitas bisnis di AS, The Fed menyatakan pelaku bisnis tengah menghadapi kenaikan inflasi yang kian intensif akibat keterbatasan pasokan barang dan akan memicu kenaikan harga di tingkat konsumen pada area tertentu.
The Fed juga melaporkan bahwa pertumbuhan secara umum telah "sedikit tertekan ke level moderat" di tengah kekhawatiran mengenai penyebaran virus Covid-19 varian delta selama Juli- Agustus.
Pada Rabu, Dow Jones dan S&P 500 turun 3 hari beruntun. Dow Jones melemah 68 poin, sedangkan S&P 500 tergelincir 0,13%. Sepanjang pekan dan bulan berjalan, keduanya juga terhitung melemah. September secara historis dianggap sebagai bulan penuh koreksi.
Namun secara tahun berjalan, indeks S&P 500 masih terhitung menguat, sebesar 20% dan hanya terpaut 1% dari rekor tertinggi sepanjang masanya. Sementara itu, Dow Jones melesat 14% atau terpaut 1,7% dari rekor tertinggi yang pernah diraihnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)