Sederet Langkah Mitigasi SMGR Atasi Kelebihan Pasokan Semen
Jakarta, CNBC Indonesia - Perluasan pasar ekspor menjadi salah satu upaya PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) terhadap over suplai semen yang terjadi di Indonesia. Direktur Pemasaran dan Supply Chain SMGR Adi Munandir mengatakan perusahaan juga mengoptimalisasi infrastruktur pelabuhan yang dimiliki untuk perluasan pasar ekspor.
"Kami optimalisasi produk dan pasar, misalnya kami memiliki keuntungan yakni pelabuhan di Padang, Sulawesi Tengah, dan Tuban, Jawa Timur, sehingga memungkinkan kami melakukan ekspor," kata Adi, Kamis (9/9/2021).
Ekspor menurutnya juga berperan untuk mempertahankan utilisasi pabrik SMGR di angka 70%, lebih tinggi dari rata-rata nasional 50%. Meski demikian menurutnya penjualan penjualan domestik tetap lebih besar dan ekspor lebih rendah 20% dari total penjualan domestik.
Dia mengatakan perusahaan akan memperluas pasar ekspornya hingga Afrika dan Amerika, sehingga tidak hanya terbatas di Asia. Meski demikian, Adi menegaskan SMGR tetap mengutamakan pasar domestik dengan optimalisasi pasar dan diversifikasi produk. Semen Indonesia Group mempersiapkan produk untuk setiap segmentasi pasar dan berbagai aplikasi.
"Untuk semen curah kami sudah bisa melakukan pengembangan produk untuk berbagai macam kebutuhan, kemudian ada beton ready mix yang ditujukan untuk perbaikan jalan. Kami juga kembangkan produk turunan beton, dan memiliki segmentasi pasar sendiri," kata dia.
"Kami mengembangkan produk baru seperti Mortar, dengan begitu bisa memenuhi kebutuhan pasar, dalam portofolio produk kami dengan mengembangkan competitiveness multi brand," tambahnya.
Dia menambahkan pembatasan mobilitas dan PPKM memberikan dampak cukup besar pada SMGR terutama dari sisi distribusi dari penutupan beberapa pintu tol. Hal ini membuat perusahaan harus memanfaatkan jalur distribusi seperti laut dan kereta untuk memastikan kebutuhan semen terpenuhi.
Sementara untuk ekspor, menurutnya sempat ada kendala penolakan di beberapa negara terhadap kapal dari Indonesia karena saat itu kasus sedang tinggi. Kebijakan lockdown di beberapa negara juga mempengaruhi ekspor perusahaan, sehingga dilakukan perluasan pasar.
"Kami melakukan pengalihan penyaluran multi moda. Kalau pasar ekspor, kebijakan lockdown kaya di Vietnam untuk di pelabuhan tujuan ekspor, kami tidak bisa lakukan penjualan disana. Untuk itu kami tidak hanya jual ke China, tapi juga Srilanka, Bangladesh, Fiji, Australia dan kami ada tujuan pasar baru. Jadi kalau ada gangguan kami bisa alihkan penjualan," pungkas Adi.
(rah/rah)