
Indeks Penjualan Ritel Memburuk, IHSG Sesi 1 Berakhir Merah

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lagi-lagi berayun ke zona merah untuk 4 hari perdagangan berturut-turut di penutupan sesi pertama. Kali ini, koreksi Kamis (9/9/2021) terjadi setelah penjualan ritel terindikasi melemah.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.011,733 atau tertekan 14,3 poin (-0,24%) pada penutupan siang. Dibuka melemah 0,03% ke 6.072,643, indeks acuan utama bursa ini berbalik menguat jelang pukul 09:00 WIB hingga menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.072,643 pada pukul 09:30 WIB.
Selepas itu, IHSG berbalik melemah. Setelah sempat berfluktuasi, indeks acuan bursa ini tergelincir lagi ke zona merah hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.004,217 sekitar pukul 11:20 WIB.
Gelombang aksi jual tersebut terjadi setelah Bank Indonesia (BI) merilis data penjualan ritel per Juli 2021 pada pukul 11:00 WIB yang ternyata tumbuh negatif atau terkontraksi. BI melaporkan penjualan ritel yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Juli 2021 berada di angka 188,5.
Dibandingkan Juni 2021 yang saat itu mencetak kontraksi 12,8%, indeks penjualan ritel Juli yang turun 5% memang terhitung lebih mendingan. Namun secara tahunan, angka indeks penjualan ritel Juli 2021 yang tercatat -2,9% justru memburuk sebab IPR Juni kemarin mencetak pertumbuhan tahunan sebesar 2,5%. Tradingeconomics semula memperkirakan akan ada pertumbuhan tahunan sebesar 3%.
Pada Agustus 2021, BI memperkirakan angka IPR bakal di angka 196,5 atau tumbuh 4,3% secara tahunan, tetapi terhitung masih minus secara tahunan. Data tersebut mencerminkan bahwa belanja ritel masyarakat belum sepenuhnya pulih mengingat pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) baru terjadi sebulan terakhir.
Di bursa saham, gelombang koreksi menimpa 319 saham, sementara 171 lainnya masih menguat, dan 151 sisanya flat. Namun, investor asing masih mencetak pembelian bersih (net buy) senilai Rp 78,3 miliar.
Saham yang mereka buru terutama adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian bersih masing-masing Rp 68,8 miliar dan Rp 47,3 miliar. Kedua saham tersebut menjadi pengangkat IHSG dengan menguat masing-masing sebesar 0,78% dan 0,6% menjadi Rp 32.450/saham dan Rp 3.350/saham.
Sebaliknya, aksi jual asing terutama mendera saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 117,6 miliar dan Rp 17,7 miliar. Keduanya drop sebesar 1,34% dan 0,49% ke Rp 3.680 dan Rp 4.080/unit.
Dari sisi nilai transaksi, BBRI masih meraja dengan total nilai perdagangan Rp 576,8 miliar diikuti BBCA senilai Rp 271,9 miliar dan PT Bank Jago Tbk (ARTO) senilai Rp 260,2 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Diburu, IHSG Awet Menghijau Hingga Closing Sesi 1