Bursa Asia Ambruk, Hanya Nikkei yang Bertahan di Zona Hijau

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Rabu, 08/09/2021 17:02 WIB
Foto: Bursa Asia (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritasbursa Asia ditutup melemah pada perdagangan Rabu (8/9/2021), merefleksikan sikap kecemasan pelaku pasar terkait prospek pemulihan ekonomi dunia dan naiknya kembali kasus virus corona (Covid-19).

Hanya indeks Nikkei Jepang yang mampu bertahan di zona hijau, bahkan masih melesat 0,89% ke level 30.181,21.

Sementara sisanya ditutup melemah pada hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melemah 0,12% ke posisi 26.320,93, Shanghai Composite China turun tipis 0,04% ke 3.675,19, Straits Times Singapura ambles 1,27% ke 3.068,94, KOSPI Korea Selatan merosot 0,77% ke 3.162,99, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir ambruk 1,41% ke 6.026,02.


Indeks Nikkei Jepang masih bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. Bahkan Nikkei tercatat masih melesat.

Hal ini masih disebabkan dari kondisi politik di Negeri Matahari Terbit, di mana Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihide Suga mengatakan bahwa dia tidak akan mencalonkan diri kembali dalam pemilihan umum mendatang.

Di lain sisi, pasar juga merespons positif dari rilis data final pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal kedua tahun 2021.

Data final pertumbuhan ekonomi Jepang pada kuartal kedua tahun 2021 telah dirilis pada pagi hari ini, di mana data pertumbuhan ekonomi yang tercermin pada Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II-2021 tumbuh 1,9% secara tahunan.

Angka itu lebih tinggi dari ekspektasi pasar dalam polling Reuters yang memperkirakan kenaikan menjadi 1,6%. Angka PDB Jepang kuartal II-2021 yang disetahunkan (anualized) tersebut juga lebih tinggi dari angka perkiraan awal sebesar 1,3%.

Data final PDB Jepang yang tumbuh disebabkan oleh belanja bisnis yang lebih baik dari perkiraan semula, karena belanja modal dan output produksi didorong oleh pemulihan ekonomi global yang cepat, lebih dari mengimbangi aktivitas sektor jasa yang masih melemah.

Namun, pemulihan ekonomi Jepang tetap rapuh karena vaksinasi virus corona (Covid-19) yang masih lambat dan karena pembatasan pandemi menghambat aktivitas sektor swasta.

"Ekonomi Jepang masih tertinggal dari ekonomi maju lainnya. Dengan demikian, pemulihan ekonomi sepenuhnya perlu menunggu setidaknya sampai awal tahun depan," kata Takeshi Minami, kepala ekonom di Norinchukin Research Institute, dikutip dari Reuters.

Komponen belanja modal dari PDB tumbuh 2,3% pada kuartal II-2021, lebih besar dari kuartal I-2021 sebesar -1,3%. Angka ini juga lebih besar dari perkiraan awal di 1,7%.

Sementara konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah PDB Jepang, tumbuh 0,9% pada kuartal II-2021, dari sebelumnya pada kuartal I-2021 di angka -1%.

Namun, pasar saham Asia yang secara mayoritas mengalami koreksi terjadi karena pelaku pasar kembali khawatir dengan prospek pemulihan ekonomi dunia dan naiknya kembali kasus virus corona (Covid-19).

Kekhawatiran pasar pun berlanjut di pasar saham Amerika Serikat (AS), di mana kontrak berjangka bursa AS melemah di sesi pra-pembukaan, mengindikasikan bahwa koreksi yang terjadi pada Selasa kemarin bakal berlanjut pada perdagangan hari ini.

Pemicu kekhawatiran tak lain adalah merebaknya kembali penularan virus Covid-19 varian delta sehingga mendorong bank investasi global Goldman Sachs memangkas proyeksinya atas pertumbuhan ekonomi AS pada tahun 2021.

Pada Rabu hari ini waktu setempat, Departemen Tenaga Kerja AS akan merilis data penyerapan tenaga kerja dan survei keluar-masuk orang dari pasar kerja.

Data ini bakal diperhatikan setelah kemarin data slip gaji ternyata mengecewakan dengan hanya ada 235.000 slip gaji baru yang dicetak, jauh dari ekspektasi pasar sebanyak 720.000.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Iran Dibombardir Israel, Bursa Asia & IHSG "Kebakaran"