
Rights Issue BRI Rp 95,9 T, BEI: Terbesar dalam Sejarah

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut rencana PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) pada tahun ini akan menjadi yang terbesar dalam sejarah pasar modal tanah air.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, BRI merupakan salah satu dari 44 perusahaan dalam pipeline bursa yang berencana melakukan rights issue dengan target kumulatif perolehan dana Rp 116,57 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi dari BBRI, terdapat rencana penerbitan 28.213.191.604 saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 3.400 per saham. Total dana yang akan diperoleh BBRI direncanakan sebesar Rp 95,9 triliun.
"Pelaksanaan right issue yang dilakukan BBRI merupakan nilai right issue terbesar di tahun 2021 dan juga akan mencetak sejarah baru dalam perolehan dana sejak diaktifkannya pasar modal Indonesia," kata Nyoman kepada awak media.
Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu Retno Kumalasari sebelumnya mengatakan, rights issue perseroan sudah memasuki tahap final dan diharapkan aksi korporasi ini akan selesai sebelum akhir September 2021.
"Kami percaya aksi korporasi ini akan disambut positif oleh stakeholders, mengingat, investment thesis yang kami usung tidak hanya membawa economic value, tapi juga social value," kata Viviana, dalam program Money Talks CNBC Indonesia, Selasa (31/8/2021).
Viviana menambahkan, dengan rights issue ini nantinya diharapkan bisa membentuk ekosistem holding ultra mikro bersama PT Pegadaian dan PNM untuk memperluas layanan keuangan formal yang lebih terintegrasi, sehingga dapat memberi kesempatan bagi para pelaku usaha di segmen ultra mikro dalam program pemberdayaan yang tentunya akan meningkatkan skala usaha pelaku di segmen tersebut.
"Dari sisi penciptaan value, bagi pemegang saham, upaya rights issue ini disambut baik pemegang saham publik BRI," katanya.
Hal ini terlihat dari 73% pemegang saham publik berpartisipasi, 65% dari total pemegang saham publik tersebut menyetujui rencana rights issue. Hal ini diperkirakan akan mengerek rasio permodalan BRI menjadi ke level 24 sampai 25% setelah rights issue.
"Bila pemegang saham publik berpartisipasi, maka rasio CAR BRI akan berada di 24%-25% dan ini cukup untuk mendanai pertumbuhan kredit 14-16% per tahun," katanya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sejarah Baru, Right Issue Jumbo BBRI Diramal Terserap Penuh