Terkuak Alasan Crossing Saham ELSA, Pertamina Alihkan Saham!
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pada awal bulan ini, 1 September pekan lalu, muncul transaksi saham besar-besaran di emiten anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Elnusa Tbk (ELSA) di pasar negosiasi.
Data BEI mencatat, investor lokal yang menggunakan broker PT Mandiri Sekuritas (CC) melakukan pembelian sebanyak 30 juta lot (3 miliar saham) ELSA di harga Rp 484/unit dari sesama investor lokal yang menggunakan broker yang sama sehingga transaksi ini merupakan transaksi tutup sendiri alias crossing.
Tercatat sang investor menggelontorkan dana sebesar Rp 1,45 triliun untuk menebus transaksi pada 1 September itu.
Transaksi tersebut ditengarai dilakukan oleh BUMN Pertamina karena pemegang saham ELSA yang memegang 30 juta lot hanyalah Pertamina dengan kepemilikan total pas sejumlah 30 juta lot atau setara dengan 41,1% jumlah saham ELSA.
Dugaan tersebut ternyata benar adanya.
Berdasarkan laporan informasi atau fakta material perubahan kepemilikan saham Elnusa yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ternyata diketahui Pertamina telah melakukan pengalihan saham semula dimiliki di ELSA sebesar 41,10% kepada PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada tanggal 1 September 2021.
"Pertamina merupakan induk sekaligus pengendali dari PHE, maka dapat disampaikan bahwa pengalihan seluruh saham yang dimiliki Pertamina kepada PHE tersebut tidak mengakibatkan terjadinya perubahanpengendalian terhadap perseroan,"tulis Ali Mundakir, Direktur Utama Elnusa dikutip CNBC Indonesia Senin (6/9)
"Sehingga Pertamina masih merupakan pemegang saham pengendali perseroan secara tidak langsung melalui kepemilikan mayoritas dan pengendali saham di PHE," tutup Ali Mundakir.
Dalam keterangan tersebut tidak dijelaskan alasan pergantian kepemilikan dari Pertamina kepada PHE. Elnusa dijadwalkan akan melaksanakan public expose pada tanggal 8 September mendatang.
Pada penutupan perdagangan sesi II Senin (6/9) di pasar modal, saham ELSA ditutup naik 3,60% ke level Rp 288 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp 2,10 triliun.
Dalam sepekan sahan ini meningkat 11,63%, selama sebulan terakhir harganya naik 9,92% dan sejak awal tahun masih mengalami koreksi 18,18%.
(tas/tas)