
Beda Nasib! Cek Saham Gorengan: Diangkat & Dibanting Bandar

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang pekan laluĀ berhasil menunjukkan tajinya, kendati sempat ambles nyaris 1% secara harian.
Indeks bursa saham acuan nasional tersebut melesat 1,42% secara point-to-point pada pekan lalu. Dalam periode harian, IHSG hanya terkoreksi pada perdagangan Rabu (1/9/2021) dan Kamis (2/9/2021). Pada perdagangan Jumat (3/9/2021) minggu lalu, IHSG ditutup melesat 0,8% ke level 6.126,92.
Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 55,4 triliun dan investor melakukan aksi beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp 1,6 triliun sepanjang minggu lalu.
Di tengah masih positifnya kinerja IHSG pekan ini, beberapa saham berhasil mencetak reli terbesar (top gainers) dan membukukan pelemahan terbesar (top losers).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), dari enam saham yang menjadi top gainers pada pekan ini, rata-rata kenaikan lebih dari 50%, bahkan ada yang lebih dari 130% sepanjang pekan lalu.
Berikut daftar saham yang menjadi top gainers pada pekan lalu.
Saham emiten leasing kendaraan milik Grup KDB Korea Selatan, TIFA memimpin deretan saham top gainers pada pekan lalu.
Saham TIFA terpantau meroket hingga lebih dari 130% ke harga Rp 2080/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 900/unit.
Berikutnya di posisi kedua diduduki oleh saham emiten produk mainan yang baru melantai Agustus 2020 lalu, yakni TOYS yang terbang hingga 83,9% ke level Rp 206/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 112/unit.
Melesatnya harga saham ini terindikasi bahwa saham-saham ini sedang 'digoreng' sepanjang pekan ini. Meskipun demikian, pihak bursa masih belum menyalakan radar pemantauan Unusual Market Activity (UMA) terhadap saham TOYS.
Sementara itu, di posisi ketiga terdapat saham properti yang baru saja melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) pada bulan Juni lalu, yakni saham IPAC.
Saham IPAC terpantau melesat hingga 56,7% ke level Rp 320/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 204/unit.
Saham-saham yang baru saja melantai di bursa biasanya harga sahamnya cenderung melesat tinggi setidaknya dalam sebulan. Hal ini sudah wajar terjadi di saham-saham IPO hingga harga sahamnya melesat tinggi.
Namun sebelum menjadi top gainers di posisi ketiga, nasib saham properti ini tak seberuntung pada saham-saham IPO seperti biasanya.
Pada saat saham IPAC debut perdana Rabu (30/6/2021) dua bulan lalu, harganya cenderung bertahan di harga IPO, yakni sebesar Rp 120/unit.
Bahkan pada pertengahan Juli lalu tepatnya Jumat (17/7/2021) dua bulan lalu, saham IPAC sempat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 10% sebanyak 4 kali beruntun dan hanya sekali menghijau. Parahnya, saham IPAC sempat menduduki daftar top losers harian pada bulan Juli lalu.
Sementara itu dari list top losers, saham-saham yang masuk ke daftar tersebut pada pekan ini rata-rata mengalami koreksi di range 25% hingga 50%.
Berikut daftar saham yang menjadi top losers pada pekan lalu.
Saham emiten furniture SOFA memimpin deretan saham top losers pada pekan lalu, di mana harga sahamnya ambles hingga 38,8% ke level Rp 82/unit pada pekan ini, dari sebelumnya pada pekan lalu di level Rp 134/unit.
Saham SOFA sendiri sempat memimpin top losers pada pekan sebelumnya, karena saham ini sempat mendapatkan 'ultimatum' dari BEI untuk menggelar paparan publik (public expose) insidental dalam waktu dekat, menyusul pergerakan harganya yang volatil dan penguatannya yang dinilai tidak wajar oleh bursa.
Alhasil semenjak pekan lalu, saham SOFA masih menduduki jajaran top losers hingga pekan lalu, karena investor masih melepas saham ini.
Adapun di posisi ketiga dari daftar saham top losers kembali diduduki oleh saham properti, TRUE, yang merosot hingga 29,9% ke posisi harga Rp 346/unit, dari sebelumnya pada pekan lalu di harga Rp 494/unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beda Nasib 2 'Anak Baru', Saham 'Syahrini' Juara, IPAC Anjlok