Bursa Filipina Paling Cuan Selama Agustus, IHSG Gimana?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
01 September 2021 17:05
Passersby are reflected on an electronic board showing the exchange rates between the Japanese yen and the U.S. dollar, the yen against the euro, the yen against the Australian dollar, Dow Jones Industrial Average and other market indices outside a brokerage in Tokyo, Japan, August 6, 2019.   REUTERS/Issei Kato
Foto: Bursa Tokyo (REUTERS/Issei Kato)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja bursa Asia sepanjang Agustus tahun ini terbilang cukup positif, di mana hanya tiga dari sebelas indeks saham yang mencatatkan pelemahan.

Tiga indeks saham Asia tersebut yakni indeks Hang Seng Hong Kong, Straits Times (STI) Singapura, dan KOSPI Korea Selatan. Namun untuk indeks STI Singapura tercatat ambles 3,2% sepanjang Agustus tahun ini.

Sedangkan sebelas indeks saham Asia lainnya terpantau berkinerja cukup baik, bahkan sangat baik hingga melesat 9% lebih sepanjang Agustus.

Indeks saham BSE Sensex India memimpin penguatan pasar saham Asia pada Agustus tahun ini, yakni meroket hingga 9,44%. Sedangkan penguatan paling minor dibukukan oleh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang hanya melesat 1,32%.

Bursa Asia

Dikala positifnya kinerja bursa Asia sepanjang Agustus tahun ini sebenarnya terjadi di tengah beragamnya sentimen yang hadir di pasar global pada Agustus. Jika dilihat secara harian, memang pergerakan bursa Asia cenderung volatil.

Sentimen pertama yang mungkin cenderung negatif yakni terkait melonjaknya kasus virus corona (Covid-19) di beberapa negara di Asia pada awal Agustus lalu. Varian Delta yang lebih ganas dan menular sempat membuat investor di Asia khawatir dan merealisasikan keuntungannya di pasar saham Asia.

Apalagi setidaknya dalam sebulan terakhir, kasus Covid-19 melonjak kembali di China dan membuat data ekonomi mulai kembali melambat.

Selain dari pandemi Covid-19 varian Delta, regulasi terkait saham teknologi China yang ingin melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) di bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS) juga sempat membebani sentimen pada awal Agustus lalu, meskipun hal ini tidak separah seperti pada akhir Juli lalu.

Pada awal Agustus lalu, Badan pembuat keputusan utama Partai Komunis China pada pertemuan terakhirnya menyebutkan istilah-istilah seperti "anti-monopoli", menandakan bahwa badai peraturan yang akan menghancurkan saham teknologi masih akan terjadi dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara itu pada pertengahan Agustus, investor kembali dikhawatirkan dengan isu pengetatan moneter dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan kebijakan pengurangan pembelian obligasi atau tapering pada tahun ini.

Tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh The Fed di tahun ini bukan sekadar isu. The Fed sendiri yang mengindikasikan hal tersebut dari rilis risalah rapat kebijakan moneter edisi Juli.

Namun, Ketua The Fed, Jerome Powell dalam pidatonya di simposium tahunan The Fed, Jackson Hole pada Jumat (27/8/2021) pekan lalu menyatakan bahwa Ia tak akan buru-buru menaikkan suku bunga, dengan alasan tekanan inflasi saat ini akan bersifat sementara.

Ia juga mengatakan soal bagaimana Covid-19 varian Delta tetap menjadi risiko. Namun, ia mengisyaratkan bisa memulai proses pengurangan pembelian obligasi besar-besaran tahun ini.

Powell pun berhasil meredam ejolak yang mungkin terjadi seperti di tahun 2013, atau yang dikenal dengan istilah taper tantrum dan pelaku pasar global sedikit lebih lega terhadap hal tersebut

Meskipun sentimen negatif cenderung masih mendominasi pasar pada Agustus tahun ini, namun sentimen positif juga turut hadir dan membuat pelaku pasar kembali optimis.

Sentimen positif pertama datang dari vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech, di mana Badan Obat dan Makanan (Food and Drug Administration/FDA) AS memberikan izin penuh terhadap vaksin Pfizer pada Senin (23/8/2021) awal pekan lalu.

"Persetujuan penuh berarti kemungkinan besar akan ada lebih banyak mandat, lebih banyak perusahaan akan mengamanatkan bahwa Anda harus mendapatkan vaksin untuk kembali ke kantor," kata Cardillo, dikutip dari Reuters.

"Saya tidak berpikir ini akan membuat semua yang meragukan vaksin menjadi mau divaksinasi tetapi berita ini hari ini [Senin] mungkin akan mendorong (tingkat vaksinasi) mendekati 75%," imbuhnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa Asia Mayoritas Dibuka Hijau, KOSPI Memimpin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular