Ikuti Tekanan di Bursa Asia, IHSG DItutup Melemah pada Sesi 1

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Selasa, 31/08/2021 12:02 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada perdagangan sesi pertama Selasa (31/8/2021), mengikuti tren pelemahan yang terjadi di bursa regional.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.125,271 atau turun 19,63 poin (-0,32%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,06% ke 6.148,768, indeks acuan utama bursa ini hanya mampu menyentuh level tertinggi hariannya pada 6.158,07 tepat pukul 09:00 WIB.

Selepas itu, IHSG berbalik ke zona merah hingga menyentuh level terendah hariannya pada 6.117,503 pukul 10:15 WIB. Sebanyak 243 saham melemah, 234 lain menguat, dan 156 sisanya flat.


Nilai transaksi bursa masih tipis sebesar Rp 5,8 triliun yang melibatkan 14 miliaran saham dalam transaksi sebanyak 860.000-an kali. Namun, mayoritas investor asing memilih memanfaatkan situasi untuk memborong saham, dengan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 212,9 miliar.

Aksi beli asing terutama menimpa saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai pembelian masing-masing sebesar Rp 45,8 miliar dan Rp 35,2 miliar. Saham BMRI naik 0,4% ke Rp 5.975 sedangkan TLKM turun 0,6% ke Rp 3.380/unit.

Sebaliknya, saham yang dilego asing adalah dua grup MNC yakni PT MNC Studios International Tbk (MSIN) dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) dengan nilai penjualan masing-masing sebesar Rp 13,2 miliar dan Rp 10,1 miliar. Keduanya bergerak berlawanan arah, dengan reli MSIN sebesar 3,85% ke Rp 540 dan koreksi MNCN sebesar 0,6% ke Rp 870/unit.

Dari sisi nilai transaksi, saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) dan PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) memimpin dengan nilai Rp 320,3 miliar dan Rp 208,4 miliar, diikuti PT Metro Healthcare Indonesia Tbk (CARE) senilai Rp 186 miliar.

Koreksi IHSG terjadi di tengah tren pergerakan mixed bursa utama kawasan Asia Pasifik. Koreksi dipimpin indeks Shenzen China sebesar 1,67%. Sebaliknya, indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan, dengan reli sebesar 0,87%.

Sentimen negatif muncul dari China yang melaporkan perlambatan laju manufakturnya per Agustus. Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) manufaktur berada di angka 50,1 atau melambat dari posisi Juli sebesar 50,4. Angka di atas 50 dalam indeks PMI menunjukkan ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan kontraksi.

Sehari sebelumnya, pada Senin, China juga memberikan kabar buruk di mana pemerintah berencana membatasi perusahan teknologi mereka agar tidak mencatatkan sahamnya di bursa AS, sebagaimana diberitakan di Wall Street Journal.

Terbaru, pemerintah China juga berencana membatasi aktivitas remaja berusia di bawah 18 tahun bermain video game menjadi hanya 3 jam dalam sepekan. Aturan tersebut membuat saham-saham teknologi dan gaming tertekan, seperti Tencent yang anjlok 3% lebih.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor