PPKM Berlanjut, Ramalan Broker IHSG Cuma Menguat Terbatas

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Selasa, 31/08/2021 08:50 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham domestik diproyeksikan akan bergerak menguat terbatas pada perdagangan Selasa ini (31/8/2021) seiring keputusan pemerintah yang melanjutkan PPKM level 2-4 di pulau Jawa dan Bali.

Senin kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat sebesar 1,71% ke level 6.144,90 poin dengan nilai transaksi Rp 10,97 triliun. Investor asing tercatat melakukan pembelian bersih senilai Rp 567,68 miliar.

Samuel Sekuritas Indonesia, memaparkan, isu terhangat di kalangan investor AS minggu ini antara lain pengumuman data neraca dagang AS periode Juli dan data non-farm payroll yang akan rilis pekan ini.


Dari dalam negeri, sebanyak 5,4 ribu kasus baru COVID-19 dilaporkan di Indonesia kemarin (30/8) dari Minggu sebanyak 7,4 ribu kasus dengan positive rate sebesar 7,0%. Secara nasional, kasus COVID-19 telah mencapai 4.07 juta kasus.

"Pagi ini pasar regional dibuka melemah, dengan Kospi -0.20%, dan Nikkei - 0.50%. Dengan sentimen yang cukup berlawanan dari bursa global dan regional, kami memperkirakan IHSG akan cenderung flat hari ini," tulis Samuel Sekuritas, dalam risetnya, Selasa (31/8/2021).

Selain itu, pasar juga akan mengamati perkembangan kegiatan ekonomi dan jumlah kasus baru COVID-19 setelah pemerintah memutuskan kembali melanjutkan PPKM.

Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengungkapkan, kenaikan yang terjadi dalam pola gerak IHSG masih bersifat teknikal rebound, sedangkan IHSG telah berhasil menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik.

Namun, belum kunjung adanya capital inflow yang melaju signifikan masuk ke pasar modal cukup menjadi tantangan untuk dapat mendorong kenaikan IHSG.

"Hari ini IHSG berpotensi bergerak menguat terbatas pada rentang 5.969 - 6.202," kata William.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Modal Pasar Saham & SBN Tarik Investor Saat Iran-Israel Panas