Tak Peduli PPKM Diperpanjang, Rupiah Tetap Garang!
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah garang melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (30/8/2021). Sepanjang perdagangan, rupiah tidak pernah mencicipi zona merah. Pelaku pasar kini menanti pengumuman nasib Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sementara dolar AS tertekan pasca simposium Jackson Hole.
Melansir data Refintiv, rupiah langsung menguat 0,17% ke Rp 14.390/US$ begitu perdagangan dibuka. Penguatan rupiah semakin tebal hingga 0,45% ke Rp 14.350/US$ yang menjadi level terkuat hari ini.
Di akhir perdagangan, rupiah berada di Rp 14.368/US$ atau menguat 0,33% di pasar spot.
PPKM Jawa-Bali akan berakhir pada hari ini. Pada pekan lalu pemerintah menurunkan PPKM level 4 menjadi level 3 di beberapa kabupaten di Jawa-Bali, termasuk Jabodetabek.
"Untuk pulau Jawa dan Bali, wilayah aglomerasi Jabodetabek, Bandung Raya, Surabaya Raya, dan beberapa wilayah kota/kabupaten lainnya sudah bisa berada pada level 3 mulai 24 Agustus 2021," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), Senin (23/8/2021).
Sepekan setelahnya penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) terus menunjukkan penurunan. Pada Minggu (29/8/2021), kasus baru positif Covid-19 bertambah 7.427 kasus, terendah sejak awal Juni.
Meski demikian, PPKM tetap akan diperpanjang berdasarkan informasi dari sumber terkait.
"PPKM masih akan dilanjutkan. Nanti akan diumumkan oleh Pak Luhut (Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan)," ungkap sumber CNBC Indonesia di pemerintahan.
Sebelumnya, Luhut juga menegaskan PPKM akan terus dilakukan selama pandemi. Meski demikian, tetap kemungkinan akan ada pelonggaran.
Sementara itu dolar AS terus mengalami tekanan pasca simposium Jackson Hole Jumat lalu. Saat itu, indeks dolar AS merosot 0,4%, dan selama sepekan anjlok 0,87% yang membuat rupiah menguat di awal pekan ini. Indeks dolar AS pun masih melemah 0,07% hari ini.
Tekanan bagi dolar AS datang setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell menyatakan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) tepat dilakukan di tahun ini. Tetapi dalam pertemuan Jackson Hole tersebut, Powell juga menegaskan tapering tidak ada kaitanya dengan suku bunga.
Artinya setelah tapering selesai, bukan berarti suku bunga akan dinaikkan.
"Powell masih belum memberikan waktu pasti kapan tapering akan dilakukan, dan sekali lagi menegaskan tapering dan kenaikan suku bunga merupakan keputusan yang berbeda. Sehingga akan ada jarak antara tapering dan kenaikan suku bunga," kata analis dari ANZ dalam sebuah catatan sebagaimana dikutip CNBC International.
"Itu, pada gilirannya, membuat pasar melihat The Fed akan mengurangi stimulus, tetapi tidak akan secara agresif," tambahnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)